Bogor, HarianBatakpos.com – Kasus keracunan makanan kembali terjadi dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Kali ini, insiden terjadi di Kota Bogor, Jawa Barat, dan menimpa 214 siswa dari sembilan sekolah berbeda. Menyikapi hal tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).
Kejadian ini menyusul insiden serupa yang terjadi sebelumnya di Bandung, di mana sebanyak 342 siswa juga mengalami dugaan keracunan makanan MBG.
Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, menjelaskan bahwa pihaknya telah bertanggung jawab atas penanganan medis dan pembiayaan seluruh korban yang terdampak.
“Korban diberikan asuransi untuk membayar biaya kesehatannya. Kami bekerja sama dengan puskesmas, dan seluruh biaya pengobatan ditanggung oleh BGN,” ujarnya, Senin (12/5/2025).
Dari total 214 siswa, 45 menjalani rawat jalan, sementara 129 siswa hanya mengalami keluhan ringan. Hingga saat ini, 34 siswa masih dirawat di rumah sakit, dari sebelumnya berjumlah 40 orang.
Tigor menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan uji laboratorium terhadap makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan. Sampel makanan telah dianalisis untuk mengetahui apakah benar terdapat komponen bahan pangan yang tidak layak, seperti ikan tongkol yang tidak segar.
“Kami langsung ambil tindakan. Jika valid dari sampel makanan, misalnya ada tongkol yang kurang baik, kami melakukan teguran keras kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG),” tegasnya.
BGN juga menghentikan sementara pasokan makanan dari supplier yang terlibat, sambil menunggu hasil investigasi lebih lanjut.
Menurut laporan Dinas Kesehatan Kota Bogor, berikut rincian sekolah yang melaporkan kasus dugaan keracunan MBG:
-
TK Bina Insani: 25 siswa
-
SD Bina Insani: 10 siswa
-
SMP Bina Insani: 94 siswa
-
SMA Bina Insani: 1 siswa
-
SDN Kukupu 3: 8 siswa
-
SDN Kedung Waringin: 7 siswa
-
SDN Kedung Jaya 1: 16 siswa
-
SDN Kedung Jaya 2: 45 siswa
-
SMP Bina Graha: 8 siswa
Totalnya mencapai 214 siswa dengan berbagai tingkat keparahan gejala.
Kasus keracunan berulang ini memunculkan desakan dari masyarakat agar pemerintah segera mengevaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis, terutama menyangkut pengawasan bahan pangan, proses memasak, hingga distribusi makanan ke sekolah.
Hingga kini, pihak berwenang masih melakukan pendalaman dan investigasi terhadap supplier serta satuan pengelola yang bertanggung jawab dalam penyediaan menu MBG di wilayah Bogor
Komentar