HarianBatakpos.com – Bullying atau perudungan pasti sudah tidak asing lagi bagi kita. Istilah tersebut seolah menjadi virus yang mendunia, bahkan negara kita Indonesia pun terkena virus “Bullying” tersebut.
Alasan bullying bisa diistilahkan sebagai virus karena jika seseorang menerima perilaku perudungan terus menerus, maka sang korban berpotensi menjadi pelaku perudungan kepada orang lain. Akibatnya bullying menjadi semakin bertambah serta masif penyebarannya.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa bullying merupakan tindakan tidak terpuji yang dilakukan seseorang dan atau sekelompok orang secara terus menerus baik secara fisik, sosial dan verbal dengan tujuan menyakiti orang lain (korban).
Berbagai jenis bullying yang sering kita temukan diantaranya :
- Fisik
Contoh perilaku bullying secara fisik seperti memukul, menendang, mendorong, bahkan hingga pelecehan seksual.
- Sosial
Contoh perilaku bullying secara sosial seperti tindakan mengucilkan orang lain, mengintimidasi atau sinis terhadap suku, rasa atau agama tertentu.
- Verbal
Contoh perilaku bullying secara verbal seperti mengancam, menghina, merendahkan.
Selain itu terdapat juga istilah yang baru yaitu cyberbullying dimana teknologi maju saat ini digunakan sebagai sarana bullying, seperti menulis komentar atau membuat video dengan maksud mengejek, merendahkan, mengancam orang lain di sosial media.
Pertanyaan selanjutnya adalah apa yang menjadi penyebab seseorang atau sekelompok orang bisa melakukan tindakan bullying?
Menurut opini saya pribadi, penyebab bullying sangat beraneka ragam karena masing-masing pelaku bully tentu memiliki latar belakang atau pemicu yang berbeda-beda. Saya coba rangkum secara singkat berdasarkan apa yang saya tangkap, apa yang saya pelajari dalam agama Buddha bahwa kejahatan termasuk bullying bisa timbul dari tiga akar utama, yaitu :
- Iri hati
Rasa iri hati bisa diartikan merupakan perasaan cemburu yang timbul dari melihat apa yang kita tidak miliki tetapi orang lain memilikinya. Perasaan cemburu atau iri hati terhadap orang lain ini bisa menjadi akar seseorang melakukan tindakan bullying.
Contohnya :
Si A merupakan anak orang kaya namun dia tidak memiliki perhatian dari kedua orang tuanya. Orang tuanya sibuk bekerja dan tidak menyempatkan waktu untuk bermain dengannya, Maka Si A timbul rasa iri terhadap Si B yang memiliki perhatian dari kedua orang tuanya walaupun bukan berasal dari keluarga kaya. Perasaan iri tersebut jika tidak terkontrol dapat menyebabkan Si A melakukan bullying terhadap Si B seperti berkata merendahkan, mencemooh, dll.
- Kebencian
Seseorang yang menjadi korban perudungan secara terus menerus dan tidak mendapat pembelaan berpotensi menyebabkan korban menyimpan kebencian. Kebencian ini bisa menjadi bom waktu bagi korban untuk membalas perilaku perudungan yang ia terima sebelumnya. Akibatnya korban bully suatu saat bisa menjadi pelaku bullying.
Contohnya :
Si C mendapat kekerasan fisik dari ayahnya. Sang ayah sering memukuli Si C tanpa sebab yang pasti. Akibatnya Si C menjadi benci terhadap ayahnya dan ingin suatu hari bisa membalas perbuatan ayahnya. Oleh karena itu, Si C berpikir untuk menjadi kuat dan melakukan tindakan bullying terhadap temannya agar suatu hari Si C bisa juga membalas perbuatan ayahnya.
- Ketidaktahuan
Maksudnya adalah seseorang yang belum memiliki kebijaksanaan dalam hidupnya, memiliki potensi hidup dalam pandangan yang salah karena ketidaktahuannya. Dia tidak bisa membedakan mana yang baik, mana yang buruk. Dia juga tidak bisa membedakan mana yang seharusnya dilakukan dan yang seharusnya tidak dilakukan. Hal ini juga menjadi pemicu seseorang melakukan tindakan kejahatan termasuk bullying.
Contohnya :
Si D ingin selalu dipuji oleh orang lain kemudian dia salah memilih kolompok bermain. Kelompok tersebut memiliki tren untuk melakukan perudungan sebagai bukti keanggotannya. Si D ingin juga ikut dalam kelompok tersebut sehingga dia rela melakukan apapun agar diterima dalam kelompok itu sekalipun harus melakukan bullying.
Dari penjelasan di atas, sangat terlihat bahkan perilaku bullying hanya akan menyebabkan kerugian bagi diri sendiri, orang lain bahkan keluarga. Oleh sebab itu, sangat diperlukan tindakan nyata melawan bullying.
Menurut opini saya, cara melawan bullying bisa dilakukan dari dua hal, yaitu pencegahan dan pelaporan. Pencegahan adalah melakukan upaya dan tindakan sebelum bullying terjadi. Tindakan pencegahan paling tepat yaitu dimulai dari diri sendiri. Pelaporan adalah upaya nyata dan berani dalam melawan bullying dengan cara melaporkan kepada pihak berwenang beserta bukti konkrit.
Lindungilah minimal diri kita terlebih dahulu agar tidak menjadi korban ataupun pelaku bullying. Jika dirasa memerlukan bantuan secara psikologis sebaiknya berkonsultasi atau minimal memiliki satu orang teman yang bisa dipercaya agar bisa berbagi suka duka.
Memang tidaklah mudah jika menghadapi bullying secara langsung. Keteguhan hati, kesabaran. Keberanian sangat dibutuhkan menghadapi virus bullying.
Berikut ini surat untuk pelaku bully :
“Sebaiknya berhenti melakukan bullying sebelum sampai kepihak berwenang. Apapun alasanmu tetap ada konsekuensi dari yang kita lakukan. Seperti apa pun alasanmu menjadi pelaku bully, belum telat untuk memperbaiki diri demi masa depan lebih cerah.”
Berikut surat untuk korban bully :
“Tetap tabah dan kuat dalam menghadapi situasi ini. Saya yakin kamu sangat tangguh dan ingat kamu tidak sendiri. Mari kumpulkan keberanian bersama-sama menghadapi bullying.”
Akhir kata, saya yakin tindakan kecil tetap akan menimbulkan dampak yang nyata. Setiap satu orang yang berhasil menjaga diri menjadi pelaku perudungan, maka berkurang juga satu orang pelaku perudungan.
Tentang Penulis
Suhartommy Salim adalah seorang individu yang memiliki minat yang kuat terhadap isu-isu sosial, khususnya masalah bullying. Terinspirasi oleh keinginan untuk menciptakan perubahan positif dalam masyarakat, Suhartommy aktif dalam mempelajari, memahami, dan mengadvokasi masalah-masalah sosial yang dihadapi oleh banyak individu, terutama masalah bullying.
Kepekaan Suhartommy terhadap isu ini tidak hanya terbatas pada pemahaman, tetapi juga pada tindakan nyata untuk memberikan dukungan kepada korban bullying dan mendorong kesadaran akan pentingnya menghentikan praktek tersebut.
Komentar