Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat – Dalam sebuah perjalanan yang seharusnya menjadi momen penuh kebahagiaan, seorang ibu hamil, Muliana, 22 tahun, dari Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, mengalami perjuangan yang luar biasa.
Dipenuhi dengan ketidakpastian dan kekhawatiran, Muliana harus ditandu sejauh 13 kilometer menuju Puskesmas terdekat karena akses jalan yang rusak parah, dilansir dari iNewsPolman.id.
Perjuangan Muliana bukanlah cerita yang terisolasi. Ini adalah cerminan dari masalah yang sudah lama menghantui warga Mamasa: akses jalan yang buruk dan minimnya perhatian dari pemerintah.
Jalan rusak bukan hanya menghambat mobilitas, tetapi juga mengancam keselamatan jiwa, terutama dalam kasus seperti ibu hamil yang memerlukan perawatan medis mendesak.
Menurut laporan dari warga setempat, perjalanan menuju Puskesmas tidaklah mudah. Mereka harus melewati jalan terjal dengan minim penerangan, bahkan saat malam hari.
Bagi Muliana, ini bukan sekadar sebuah perjalanan, tetapi sebuah ujian kesabaran dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian.
Ahmad Faizal, salah satu pemuda setempat, menyampaikan bahwa kondisi ini bukanlah sesuatu yang baru. Warga Mamasa telah berulang kali menghadapi tantangan serupa akibat akses jalan yang buruk.
Perjalanan panjang dan melelahkan seperti yang dialami oleh Muliana bukanlah kejadian pertama kali, tetapi sudah menjadi bagian dari kenyataan yang memilukan bagi banyak warga Mamasa.
Selama bertahun-tahun, desa-desa di sekitar Mamasa terus menderita akibat kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap infrastruktur jalan.
Akses jalan yang buruk bukan hanya mengisolasi mereka dari pusat-pusat perkotaan, tetapi juga menghambat pertumbuhan ekonomi dan akses menuju layanan kesehatan yang mendesak.
Dalam situasi ini, Ahmad menyuarakan harapan dan kebutuhan akan perubahan. Masyarakat Mamasa menuntut pemerintah untuk memberikan perhatian yang lebih serius terhadap kondisi infrastruktur jalan di wilayah mereka.
Bukan hanya sekadar janji-janji retorika, tetapi tindakan konkret yang dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang tinggal di pinggiran Kabupaten Mamasa.
Perjuangan Muliana menjadi simbol dari ketahanan dan kegigihan para ibu di Mamasa. Meskipun harus menghadapi rintangan yang besar, mereka tetap bertahan dan berjuang untuk mendapatkan hak-hak dasar mereka, termasuk akses terhadap layanan kesehatan yang layak.
Sementara pemerintah diminta untuk mengambil tindakan nyata dalam meningkatkan infrastruktur jalan, kita sebagai masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung perubahan.
Dengan bersatu dan bersama-sama menuntut hak-hak kita, kita dapat menciptakan perubahan yang positif bagi Mamasa dan seluruh masyarakatnya.
Kisah perjuangan Muliana harus menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya akses jalan yang baik dan layanan kesehatan yang merata.
Kita tidak boleh lagi membiarkan situasi seperti ini terus berlangsung. Saatnya untuk bertindak, untuk memastikan bahwa setiap warga Mamasa memiliki akses yang sama terhadap layanan yang mereka butuhkan, tanpa terkecuali.
Komentar