MEDAN – BatakPos – Sejak zaman purbakala, nama Baros, sebuah kota pelabuhan di Tapanuli, telah dikenal hingga ke Eropa. Kamfer (Kapur Baros) dan Kemenyan (Haminjon), Jarango, adalah produk yang membuat Baros terkenal di seluruh dunia pada masa itu. Bahkan, nama Baros tercatat dalam karya-karya Sarjana Junani, Ptolomaeus pada tahun 150 Masehi, dan seorang keturunan Arab bernama Ibn Cordhaheb pada tahun 846 Masehi.
Di Baros, terdapat serombongan orang India dari India Selatan (Tamil) yang mendirikan perkampungan untuk menjamin penyaluran kedua bahan tersebut. Mereka menjadi pedagang perantara membawa kamfer dan kemenyan ke India, lalu ke Tanah Arab, dan Eropa.
Ketika Minangkabau menjadi daerah taklukan Majapahit pada abad ke-13 dan ke-14, pengaruh budaya Jawa mulai merambah hingga ke Tapanuli Selatan melalui Minangkabau. Namun, kontak dengan orang India di Baros dan orang Jawa yang beragama Hindu di Tapanuli Selatan tidak mempengaruhi suku Batak untuk masuk agama Hindu.
Meskipun banyak suku di Indonesia yang memeluk agama Hindu, seperti orang Jawa, orang Melayu, dan orang Minangkabau, suku Batak tetap mempertahankan kepercayaan animisme. Hal ini terjadi meski beberapa raja di Indonesia yang memeluk agama Hindu menerapkan sistem pemerintahan yang mirip dengan India, yang bersifat absolut.
Di Tapanuli Batak, sistem pemerintahan tetap demokratis dan republik, sesuai dengan budaya “Dalihan Na Tolu”. Raja bukanlah penguasa feodal, melainkan penghulu yang memimpin permusyawaratan dan gotong royong dengan rakyat.
Meski demikian, kekayaan dan kepemilikan raja di Tapanuli Batak tidak berbeda jauh dengan raja-raja republik-republik kecil di wilayahnya. Si Singamangaraja, yang turun temurun menjadi kepala suku, memiliki peran yang penting sebagai lambang kesatuan dan persatuan melalui adat dan budaya.
Dalam sejarahnya, Tanah Batak dianggap sebagai suatu negara (Bangso Batak) yang terdiri dari gabungan republik-republik kecil yang dipimpin oleh Si Singamangaraja. Meski terpengaruh oleh budaya Hindu dan Jawa, suku Batak tetap mempertahankan kepercayaan dan sistem pemerintahannya yang demokratis.
Dengan keberadaan Baros sebagai kota pelabuhan legendaris dan jejak sejarahnya yang kaya, Tanah Batak memiliki warisan budaya yang unik dan berharga bagi Indonesia.
Komentar