Kontroversi melanda dunia desain jersey Timnas Indonesia setelah desainer ternama, Ernanda Putra, menjadi sorotan publik karena reaksinya terhadap kritik dari pengamat sepakbola, Coach Justin.
Namun, yang menarik perhatian adalah respons tajam dari artis Ernest Prakasa terhadap permintaan maaf yang dianggapnya kurang sopan, dilansir dari Okezone.
Ernest Prakasa, produser film yang terkenal dengan kritik dan pandangan tajamnya, menyoroti cara Ernanda menyampaikan permintaan maaf yang dinilainya arogan.
Melalui akun pribadinya di platform X, Ernest menyindir bahwa belajar meminta maaf seharusnya lebih mudah daripada berdebat atau bersikap arogan.
Kritik yang dilontarkan oleh Ernest Prakasa merupakan cerminan dari sikap kritis dan tajamnya dalam menyikapi isu-isu yang tengah hangat di masyarakat.
Dalam konteks ini, ia menyoroti pentingnya sikap rendah hati dan kesopanan dalam menyampaikan permintaan maaf, terutama dalam konteks publik.
Sebelumnya, Ernanda Putra telah meminta maaf secara pribadi kepada Coach Justin melalui DM Instagram dan bahkan mereka telah berjanji untuk bertemu.
Permintaan maaf juga disampaikan oleh pemilik brand Erspo, Sadad, kepada Coach Justin melalui chat WhatsApp. Meskipun demikian, respons Ernest Prakasa menunjukkan bahwa ada ketidakpuasan terhadap cara Ernanda menyikapi kritik.
Kisruh ini menjadi sorotan di berbagai platform media sosial, dengan nama Ernanda dan Erspo menjadi trending, bahkan dengan tagar #BoikotErspo.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki perhatian yang besar terhadap isu ini, terutama karena melibatkan salah satu elemen yang sangat dekat dengan identitas nasional, yaitu Timnas Indonesia.
Sebagai pendukung industri kreatif dan kebebasan berekspresi, Ernest Prakasa memberikan sinyal bahwa sikap arogan dan kurangnya kesopanan dalam menyikapi kritik adalah hal yang tidak dapat diterima.
Sikap rendah hati dan penghargaan terhadap pendapat orang lain adalah nilai yang seharusnya dijunjung tinggi, terutama dalam lingkungan profesional seperti dunia desain dan industri kreatif.
Meskipun kontroversi ini belum mencapai titik penyelesaian akhir, diharapkan bahwa semua pihak dapat menemukan titik tengah dan menyelesaikan permasalahan ini dengan kedewasaan dan sikap yang baik.
Ke depannya, semoga kritik membangun dapat diterima dengan sikap terbuka dan kesediaan untuk belajar dan berkembang.
Komentar