Pada perdagangan sesi II hari ini, saham PT Timah Tbk (TINS) berhasil mencatatkan lonjakan signifikan sebesar 10%, melayang ke posisi Rp 990 per saham. Kenaikan ini terjadi seiring dengan melonjaknya harga timah secara global.
Menurut data pada pukul 15:40 WIB, saham TINS berada dalam kisaran harga Rp 900 hingga Rp 1.005 per saham. Transaksi saham TINS juga mengalami aktivitas yang tinggi, tercatat sebanyak 13.937 kali dengan volume mencapai 141,14 juta lembar saham, serta nilai transaksi mencapai Rp 137,04 miliar. Dengan demikian, kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 7,37 triliun.
Dalam orderbook-nya, terlihat bahwa harga Rp 985 per saham menjadi pilihan terbanyak dalam antrean beli, dengan jumlah mencapai 23.159 lot atau sekitar Rp 2,3 miliar. Sedangkan dalam antrean jual, harga Rp 1.000 per saham menjadi yang paling banyak, dengan jumlah mencapai 32.786 lot atau sekitar Rp 3,3 miliar.
Lonjakan Harga Timah Global Mendongkrak Saham TINS
Saham TINS mengalami kenaikan yang signifikan seiring dengan melonjaknya harga timah secara global. Menurut laporan dari Financial Times, kontrak berjangka aluminium mencatat kenaikan intraday terbesar sejak 1987, sementara harga nikel dan tembaga juga mengalami lonjakan.
Kenaikan ini terjadi setelah Inggris dan Amerika Serikat memberlakukan sanksi yang melarang perdagangan pasokan baru logam industri penting dari Rusia. Aluminium, yang merupakan komoditas paling terdampak karena lebih dari 90% pasokannya berasal dari Rusia, mengalami lonjakan harga sebesar 9,4%. Nikel, yang merupakan bahan utama dalam baterai kendaraan listrik, juga mengalami kenaikan sebesar 1,5%.
TINS Mengatasi Dampak Kasus Korupsi
Meskipun tengah dihadapkan dengan kasus korupsi tata niaga timah yang melibatkan sejumlah produsen di Indonesia, termasuk TINS, namun hal ini tidak mempengaruhi kinerja sahamnya. Bahkan, saham TINS justru mengalami kenaikan karena pasokan timah yang terbatas.
Indonesia sendiri merupakan produsen timah terbesar kedua setelah China, dengan 90% produksinya berasal dari Bangka Belitung. Saat ini, sejumlah perusahaan timah sedang menjalani proses hukum di kejaksaan dengan dugaan kerugian lingkungan yang mencapai Rp 271 triliun, namun demikian, dampak ekonominya masih dalam kajian.
Outlook Pasar
Pasar logam sedang menghadapi tantangan besar terutama dalam mengatasi penumpukan persediaan pasokan dari Rusia. Lonjakan harga timah global memperkuat posisi saham TINS, dengan prospek yang tetap optimis di tengah ketidakpastian pasar.
Komentar