Pada hari Minggu, tanggal 25 Februari 2024, penulis terkenal buku “Rich Dad Poor Dad”, Robert Kiyosaki, secara tegas memberikan peringatan tentang potensi krisis perbankan, ancaman perang, dan penggunaan mata uang digital bank sentral (CBDC) di platform media sosial X.
“Diharapkan untuk berhati-hati. Krisis perbankan semakin memburuk. Ancaman perang semakin besar. Bank sentral akan mendorong CBDC, Mata Uang Digital Bank Sentral, untuk memata-matai kita,” ujar Kiyosaki.
Menyusul kebangkrutan Silicon Valley Bank dan Signature Bank pada bulan Maret tahun sebelumnya, Kiyosaki telah menyoroti potensi kekacauan dalam sistem keuangan global. Dia memperingatkan tentang kemungkinan “penipuan, pengkhianatan, dan kolusi” di antara lembaga keuangan, Wall Street, dan pemerintah.
“Saat ini adalah saat-saat penting, dengan lebih banyak kartu domino yang akan jatuh,” tandasnya.
Kiyosaki menyatakan bahwa tindakan pencegahan yang bisa diambil adalah dengan mengalihkan investasi ke aset-aset yang lebih stabil. Dia secara khusus menyarankan untuk membeli lebih banyak bitcoin dan koin perak, dengan menyebut perak sebagai “tawaran terbesar”.
Pengamatannya tentang mata uang digital bank sentral (CBDC) juga menciptakan kekhawatiran yang meluas. Donald Trump, kandidat presiden dan mantan Presiden AS, telah berjanji untuk menentang pembuatan dolar digital jika terpilih.
Dalam upaya untuk menghadapi kekhawatiran tersebut, perwakilan Tom Emmer (R-MN) telah memperkenalkan “Undang-Undang Negara Anti-Pengawasan CBDC,” yang bertujuan untuk membatasi penggunaan CBDC oleh Federal Reserve untuk kebijakan moneter atau distribusi langsung kepada individu.
Kiyosaki, yang telah lama menjadi pendukung emas, perak, dan bitcoin, menegaskan bahwa emas, perak, dan bitcoin akan menjadi pilihan investasi yang lebih aman dalam situasi yang tidak pasti ini. Meskipun memperkirakan penurunan harga emas, dia yakin bahwa perak dan bitcoin akan mengalami kenaikan nilai yang signifikan.
Dalam pandangannya, mata uang fiat seperti dolar AS dianggap sebagai “uang palsu”, sementara emas dan perak dianggap sebagai “uang Tuhan”, dan bitcoin sebagai “uang rakyat.”
Dengan peringatan yang tegas ini, Kiyosaki mempertegas pentingnya kewaspadaan dan diversifikasi portofolio investasi di tengah ketidakpastian global yang meningkat.
Komentar