Medan-Batakpos – Kota Malang, selain dikenal dengan keindahan alamnya, juga memiliki beragam keistimewaan yang tidak dapat ditemukan di tempat lain. Salah satu dari keistimewaan itu terletak pada keberadaan Desa Merjosari, desa tertua yang berusia 807 tahun.
Desa Merjosari telah menjadi bagian dari berbagai kekuasaan sepanjang sejarahnya, termasuk kerajaan Singosari, Kediri, Mataram Islam, dan juga masa penjajahan Belanda. Selain itu, desa ini juga menyimpan jejak religius yang kental di antara warganya.
Asal-usul Nama Desa Merjosari
Desa Merjosari memiliki asal-usul yang kaya akan sejarah. Menurut penelitian dari purbakalawan Suwardono dan Rakai Hino, Desa Merjosari memiliki usia yang mencapai 807 tahun. Mereka mengumpulkan data dari Museum Mpu Purwa serta informasi dari penduduk setempat untuk memperkirakan usia desa ini.
Dari laman resmi Pemerintah Kota Malang, diketahui bahwa Desa Merjosari terletak di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Sebelumnya, desa ini berada di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Menurut informasi dari Staatblad nomor 16 tahun 1819, Desa Merjosari termasuk dalam Onderdistrict Dau District Penanggungan Afdeling Malang.
Asal nama “Merjosari” diyakini terkait dengan sebuah sungai di desa tersebut. Suwardono menjelaskan bahwa “Merjosari” berasal dari kata “amrtajayasri”, yang memiliki arti serupa dengan “merto”. Kata “merti” juga sering digunakan untuk menyebut nama sungai yang mengalir di Desa Merjosari.
Temuan Benda Cagar Budaya (BCB) di Merjosari
Suwardono dan Rakai Hino juga menemukan banyak titik lokasi Benda Cagar Budaya (BCB) di Desa Merjosari. Ada 12 titik lokasi BCB yang berhasil diidentifikasi, termasuk berbagai jenis benda seperti batu umpak, arca, dan situs arkeologi lainnya. Temuan ini memberikan gambaran tentang kekayaan sejarah dan budaya yang dimiliki oleh Desa Merjosari.
Desa Merjosari Sebagai Tempat Suci
Dalam prasasti Kertajaya atau Merjosari II, ditemukan penanggalan Jawa Kuno yang unik. Berdasarkan penelitian, tanggal yang tercantum dalam prasasti tersebut setara dengan hari Selasa Legi, 3 Mei 1216 Masehi. Hal ini menunjukkan bahwa Desa Merjosari telah ada sejak tahun 1216 Masehi.
Sebagai tempat yang sarat dengan sejarah dan nilai-nilai keagamaan, Desa Merjosari masih dihormati oleh masyarakat setempat hingga saat ini. Tradisi sakral seperti Bersih Desa dan doa bersama di Makam Eyang Djojo Tirto Rodjo masih dijalankan oleh pemerintah setempat sejak tahun 2013.
Dengan keberadaannya yang telah berusia lebih dari delapan abad, Desa Merjosari tidak hanya menjadi bagian dari sejarah Malang, tetapi juga menjadi bagian penting dari identitas budaya dan spiritual masyarakatnya.
Komentar