Sosial media sempat diramaikan dengan perhatian terhadap kondisi yang memprihatinkan di Pantai Teluk Labuan, Pandeglang, Banten beberapa waktu lalu.
Tumpukan sampah yang menumpuk menjadi pemandangan yang menyedihkan di pantai tersebut. Respons atas kondisi ini kemudian dipicu oleh Pandawara Grup, sebuah komunitas peduli lingkungan, yang menobatkan Pantai Teluk sebagai Pantai Terkotor nomor 1 di Indonesia, yang kemudian menjadi viral di media sosial, dikutip dari SINDOnews.
Tindakan tersebut kemudian memicu berbagai pihak untuk ikut serta dalam aksi membersihkan pantai tersebut. Bahkan pemerintah daerah, TNI, dan Polri turut ambil bagian dalam aksi bersih-bersih ini.
Namun, ironisnya, setelah aksi bersih-bersih yang menarik perhatian publik itu, kondisi Pantai Teluk Labuan kembali dipenuhi oleh sampah.
Kabar ini menjadi ramai di media sosial setelah akun Instagram @infoPandeglang memposting video terbaru yang menunjukkan kondisi Pantai Teluk Labuan yang kembali dipenuhi oleh sampah setelah upaya pembersihan yang dilakukan oleh berbagai pihak.
Dalam video tersebut, terlihat tumpukan sampah plastik yang menumpuk di sepanjang bibir pantai.
Reaksi dari netizen pun bermacam-macam. Banyak dari mereka yang menyatakan keprihatinan mereka atas kondisi pantai yang kembali kotor meskipun telah dilakukan upaya pembersihan.
Beberapa bahkan menyayangkan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan pantai tersebut.
Postingan tersebut mendapatkan banyak komentar dari netizen yang menyatakan keprihatinan mereka terhadap kekotoran pantai yang terus berlanjut meskipun sudah dilakukan upaya pembersihan.
Beberapa netizen menyampaikan pendapat bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan pantai perlu ditingkatkan.
Sementara itu, beberapa netizen juga mengemukakan faktor-faktor yang mungkin menyebabkan kondisi pantai tersebut kembali dipenuhi oleh sampah.
Mereka menyebutkan kemungkinan adanya kiriman sampah dari daratan yang terbawa angin ke laut, serta kemungkinan kesengajaan masyarakat dalam membuang sampah ke pantai.
Hingga saat ini, upaya konfirmasi kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pandeglang masih menunggu respons.
Pesan yang disampaikan melalui WhatsApp kepada Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup, Kabupaten Pandeglang, Winarno, belum mendapatkan tanggapan.
Komentar