Pada Sabtu, 20 April 2024, pasar kripto dan Bitcoin mengalami momen krusial dengan terjadinya halving, yang diikuti dengan lonjakan harga yang mengesankan. Bitcoin berhasil pulih dan mencapai level USD 65.000 atau sekitar Rp 1,05 miliar (menggunakan kurs Rp 16.215 per dolar AS). Hal ini merupakan posisi rata-rata pergerakan eksponensial 20 hari, sebuah indikator penting yang diawasi oleh para investor.
Investor merespons dengan positif terhadap fenomena Bitcoin Halving ini. Menurut Fyqieh Fachrur, seorang trader dari Tokocrypto, kekhawatiran akan konflik di Timur Tengah yang mereda juga turut berkontribusi terhadap kenaikan ini.
“Terlebih data tren aliran pasar ETF BTC-spot mencerminkan sentimen investor terhadap Bitcoin Halving,” kata Fyqieh dalam siaran pers yang dikutip pada Rabu (24/4/2024).
Arus Masuk Bersih Pasar ETF Bitcoin Spot Meningkat
Pasar ETF Bitcoin spot juga mencatat lonjakan aktivitas yang signifikan. Limpa sesi arus keluar bersih berturut-turut berakhir dengan total arus masuk bersih sebesar USD 59,7 juta atau sekitar Rp 968,1 miliar pada Jumat. iShares Bitcoin Trust (IBIT) bahkan mencatatkan 69 sesi arus masuk bersih berturut-turut.
Meskipun demikian, pasar ETF Bitcoin spot juga mengalami beberapa kejatuhan, terutama dengan total arus keluar bersih sebesar USD 204,3 juta atau sekitar Rp 3,3 triliun dalam pekan yang berakhir pada 19 April.
Fokus pada Sentimen Makroekonomi
Fyqieh menyatakan bahwa setelah Bitcoin Halving, fokus akan beralih ke tren ETF BTC dan kepastian makroekonomi. Peningkatan dalam arus masuk pasar ETF spot BTC dapat mendorong permintaan pembeli terhadap BTC.
Namun, situasi makroekonomi global masih menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan Bitcoin selanjutnya. Pasar kripto sedang mempersiapkan diri menghadapi potensi dampak di tengah antisipasi data PDB AS dan angka inflasi PCE minggu ini, karena The Fed memberikan sinyal akan menunda penurunan suku bunga.
Spekulasi terhadap Kebijakan Moneter Fed
Data-data ekonomi penting yang akan dirilis, termasuk data Produk Domestik Bruto (PDB) AS dan angka inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), telah meningkatkan spekulasi seputar sikap kebijakan moneter Fed.
Dalam situasi ketidakpastian ini, CME FedWatch Tool menunjukkan kemungkinan besar 96% The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan mendatang pada 1 Mei 2024. Sinyal hawkish dari pejabat Fed telah mengurangi sentimen dan berkontribusi terhadap fluktuasi pasar, sementara pelaku pasar menunggu dengan antisipasi rilis data ekonomi untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut.
Komentar