Selebritis
Beranda » Berita » Profil dan Karya Joko Pinurbo, Penyair Indonesia yang Meninggal Dunia pada Usia 61 Tahun

Profil dan Karya Joko Pinurbo, Penyair Indonesia yang Meninggal Dunia pada Usia 61 Tahun

Dunia sastra Indonesia kehilangan salah satu sastrawan terbaiknya dengan berpulangnya Joko Pinurbo pada Sabtu (27/4/2024) di Yogyakarta, seperti dilansir dari Batakpos.

 

Penyair yang akrab disapa Jokpin ini menghembuskan napas terakhirnya pada usia 61 tahun di Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta. Kabar duka ini tersebar luas di media sosial, termasuk ucapan duka cita dari rekan penulis lainnya, Eka Kurniawan.

El Rumi Buka Suara Soal Konten YouTube Ahmad Dhani yang Singgung Maia Estianty

 

Joko Pinurbo, atau Jokpin, dikenal dengan karya-karyanya yang unik dan penuh dengan kekhasan. Dalam rangka mengenang serta menghormati sosok Jokpin, berikut ini adalah profil dan perjalanan hidupnya.

 

Joko Pinurbo lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada tanggal 11 Mei 1962. Sejak masih duduk di bangku SMA, Jokpin sudah menunjukkan minat dan kecintaannya terhadap puisi.

Kasus Pemerasan Sesama Jenis,  Profil Muhammad Rayyan Alkadrie yang Ditangkap Polisi

 

Hal ini terus berkembang ketika ia memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta, dengan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

 

Setelah menyelesaikan kuliahnya, Jokpin sempat menjadi dosen di almamaternya. Namanya mulai dikenal oleh masyarakat luas setelah ia menerbitkan puisi berjudul “Celana” pada tahun 1999. Sejak saat itu, Jokpin terus melahirkan puisi-puisi fenomenal yang memiliki gaya romantis, satir, dan humor yang khas.

 

Selama hidupnya, Joko Pinurbo telah menghasilkan berbagai karya dalam bentuk puisi, cerita, dan esai. Beberapa puisi yang terkenal adalah “Kekasihku”, “Di Bawah Kibaran Sarung”, “Selamat Menunaikan Ibadah Puisi”, “Epigram 60”, dan “Buku Latihan Tidur”.

 

Prestasi yang diraih oleh Joko Pinurbo juga patut diacungi jempol. Ia memenangkan Puisi Terbaik Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 2001 dan Hadiah Sastra Lontar pada tahun yang sama. Pada tahun 2014, ia menerima penghargaan South East Asian (SEA) Write Award.

 

Karyanya yang berjudul “Kekasihku” juga berhasil memenangkan Khatulistiwa Literary Award. Selain itu, ia juga diundang untuk membaca puisi di festival sastra seni Winternachten di Belanda pada tahun 2022.

 

Kepergian Joko Pinurbo meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia sastra Indonesia. Karya-karyanya yang unik dan penuh dengan kecerdasan akan terus dikenang oleh para pecinta sastra. Jokpin telah memberikan kontribusi yang berharga dalam mengangkat derajat sastra Indonesia di mata dunia.

 

Semoga karya-karya Joko Pinurbo tetap dikenang dan diapresiasi oleh generasi-generasi mendatang. Kepergiannya adalah kehilangan besar, namun warisannya akan terus hidup dalam dunia sastra Indonesia.

 

Terima kasih, Jokpin, atas segala kontribusimu yang luar biasa. Semoga engkau damai dan puisi-puisimu abadi dalam hati kita semua.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *