Batak Pos – Alessandra Corine Torregoza Silapan, seorang siswa dari Binus School International Simprug, telah mencapai prestasi luar biasa dengan meraih tempat kedua dalam kompetisi menulis internasional, The Harvard Crimson Global Essay Competition 2024. Kompetisi ini memberikan kesempatan bagi siswa sekolah menengah di seluruh dunia untuk mengasah kemampuan menulis mereka.
Alex, seperti yang ia biasa dipanggil, berhasil menonjol dalam kategori penulisan kreatif di kompetisi tersebut, mengalahkan ribuan peserta dari berbagai negara.
“Saya sangat terkejut ketika mengetahui bahwa saya berhasil,” ungkap Alex dalam wawancara yang dilansir dari Kompas.com.
Alex mengungkapkan bahwa ia telah berpartisipasi dalam kompetisi tersebut sejak tahun 2021, tetapi baru berhasil meraih sukses pada akhir tahun 2023. Selama dua tahun tersebut, Alex berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan menulis esainya, dan usahanya membuahkan hasil dengan meraih juara kedua di tingkat internasional.
“Saya merasa sangat bangga karena saya telah melampaui batas saya sendiri. Saya berubah dari seorang gadis yang gagal lolos pada tahun 2021 menjadi seorang wanita yang berhasil masuk tiga besar di tingkat dunia,” kata Alex.
Alex juga berbagi tentang proses kompetisi tersebut, dimana pada tahap awal, ia harus menulis esai 500 kata dan mengirimkannya ke Harvard Crimson. Jika lolos, peserta kemudian harus memperpanjang esainya menjadi 1.500 kata. Dari 25 finalis, panitia Harvard Crimson kemudian memilih tiga pemenang.
Selain meraih juara kedua di The Harvard Crimson Global Competition 2024, Alex juga berhasil meraih posisi 8 dalam ajang World Scholar Cup, di mana ia berkompetisi dengan 1.700 peserta dari 65 negara. Alex menulis tentang perang di Gaza, sebuah tema yang menurutnya sangat mempengaruhi dirinya secara emosional.
Setelah meraih keberhasilan di dua kompetisi ini, Alex berencana untuk mewujudkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan di Harvard University dalam beberapa tahun mendatang.
Alex berpesan kepada semua siswa yang ingin meraih sukses dalam kompetisi seperti ini untuk terus berlatih dan tidak mudah menyerah meski gagal pada percobaan pertama.
“Kegagalan pada percobaan pertama bukanlah akhir dari segalanya,” tutup Alex.
Komentar