Batak Pos – Penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa pola tidur sehat dan teratur dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke di kalangan individu paruh baya dan lanjut usia.
Seperti yang dilaporkan oleh Medical Daily pada Rabu (24/4/2024), penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung dan stroke, masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia, memberikan kontribusi signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas.
“Seiring dengan peningkatan beban penyakit kardiovaskular di hampir semua negara, sangat penting untuk mengidentifikasi faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk pencegahan,” kata para peneliti dari studi ini yang diterbitkan di Jama Network.
Dalam penelitian ini, para peneliti mengumpulkan data dari 15.306 peserta antara tahun 2008 hingga 2018, yang merupakan bagian dari kelompok Dongfeng-Tongji, sebuah studi prospektif yang sedang berlangsung di Shiyan, China. Mereka menemukan bahwa 36 persen peserta secara konsisten memiliki pola tidur yang buruk, sementara 26 persen secara konsisten memiliki pola tidur yang baik.
Setelah periode tindak lanjut rata-rata hampir 5 tahun, 3.669 peserta didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular, termasuk 2.986 kasus penyakit jantung koroner dan 683 kasus stroke. Analisis menunjukkan bahwa peserta yang secara konsisten menjaga pola tidur sehat memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular baru, penyakit jantung koroner, dan stroke dibandingkan dengan mereka yang secara konsisten memiliki pola tidur buruk.
Temuan menarik lainnya adalah bahwa risiko genetik terhadap penyakit kardiovaskular tidak mengubah hubungan antara pola tidur dan risiko kesehatan tersebut. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pola tidur sehat yang berkelanjutan selama 5 tahun dikaitkan dengan risiko yang lebih rendah terhadap kejadian penyakit kardiovaskular selama 5 tahun berikutnya.
“Bagi individu dengan risiko genetik yang lebih tinggi, mereka yang secara konsisten memiliki pola tidur baik memiliki risiko lebih rendah terkena PJK (penyakit jantung koroner) dan penyakit kardiovaskular. Temuan ini menekankan pentingnya mempertahankan pola tidur yang baik sepanjang waktu,” tambah para peneliti.
Namun, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Durasi tidur dihitung berdasarkan dua pertanyaan tentang waktu tidur dan waktu bangun, yang mungkin dilebih-lebihkan karena tidak membedakan antara waktu yang dihabiskan di tempat tidur dan waktu tidur sebenarnya.
Selain itu, para peneliti tidak mengumpulkan data tentang gangguan tidur, seperti sleep apnea dan depresi, yang mungkin mempengaruhi temuan ini. Selain itu, karena pesertanya adalah pensiunan paruh baya dan lanjut usia di China, hasil ini mungkin tidak berlaku untuk populasi yang lebih luas.
Komentar