Tokocrypto, platform perdagangan aset kripto terkemuka di Indonesia, mengumumkan pencapaian luar biasa pada awal tahun 2024 dengan lonjakan jumlah pengguna dan volume transaksi yang signifikan.
Menurut laporan resmi yang diterbitkan oleh CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis, platform tersebut mencatat pertumbuhan yang mengesankan pada kuartal pertama tahun ini. Jumlah pengguna baru meningkat sebesar 175.000 pengguna, yang menandai kenaikan sebesar 165% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sementara itu, volume perdagangan mencapai lebih dari US$2,5 miliar, meningkat sebesar 161% dari tahun sebelumnya.
“Dengan kondisi pasar saat ini, kinerja transaksi kuartal I/2024 hampir mencapai US$3 miliar, atau setara dengan Rp48,72 triliun,” kata Yudhono Rawis.
Total pengguna Tokocrypto kini telah melampaui angka 4 juta, dengan transaksi harian rata-rata melebihi US$30 juta. Lebih dari 400 jenis token dan koin diperdagangkan di platform ini.
Yudhono mengaitkan pertumbuhan ini dengan serangkaian perkembangan positif dalam industri kripto, termasuk optimisme terhadap ETF Bitcoin spot dan halving. Dia optimistis bahwa volume transaksi perdagangan dapat mencapai US$12 miliar atau sekitar Rp194 triliun, dengan jumlah pengguna mencapai 6 juta pada akhir tahun 2024.
Tidak hanya itu, Tokocrypto juga telah resmi menjadi anggota Bursa Kripto dan Kliring dalam ekosistem kripto. Langkah ini menandai komitmen Tokocrypto untuk memperkuat industri kripto di Indonesia dan memberikan jaminan keamanan serta transparansi bagi para pengguna.
“Keanggotaan kami dalam Bursa Kripto dan Kliring merupakan langkah penting untuk memperkuat kepercayaan dan kredibilitas di antara pengguna dan regulator,” kata Yudhono. “Kami yakin pengguna akan semakin percaya untuk bertransaksi di platform kami karena dijamin oleh regulasi dan pengawasan yang ketat dari Bursa Kripto CFX serta lembaga Kliring.”
Dengan pertumbuhan yang pesat dan komitmen terhadap regulasi, Tokocrypto memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar dalam industri aset kripto di Indonesia.
Komentar