Pada perdagangan hari ini, Senin (29/4/2024), harga minyak mentah dunia mengalami penurunan, dipicu oleh sejumlah faktor termasuk dinamika geopolitik di Timur Tengah dan data ekonomi AS yang mempengaruhi prospek kebijakan moneter.
Menurut data dari Refinitiv, harga minyak berjangka brent turun sebesar 0,96% menjadi US$88,64 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) juga mengalami penurunan sebesar 0,9% menjadi US$83,09 per barel pada pukul 09:38 WIB.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan harga minyak adalah perkembangan dalam perundingan perdamaian antara Israel dan Hamas di Kairo. Delegasi Hamas dijadwalkan mengunjungi Kairo untuk melakukan pembicaraan damai, yang telah meredakan kekhawatiran akan eskalasi konflik di wilayah tersebut. Peningkatan upaya untuk mediasi gencatan senjata tersebut telah memberikan sentimen negatif terhadap harga minyak.
Analisis pasar dari IG, Tony Sycamore, menyatakan bahwa ketegangan geopolitik yang mereda telah berkontribusi pada pelemahan harga minyak pada hari ini. Selain itu, perkiraan kebijakan moneter yang lebih hawkish dari Bank Sentral AS (The Fed) juga mempengaruhi pasar. Tinjauan kebijakan yang diantisipasi pada pertengahan pekan ini telah menimbulkan kekhawatiran akan potensi pengetatan moneter, yang bisa mengurangi permintaan minyak.
Data ekonomi AS yang dirilis pada hari Jumat, menunjukkan bahwa inflasi naik menjadi 2,7% dalam 12 bulan hingga Maret, melampaui target The Fed sebesar 2%. Inflasi yang tinggi meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Analis pasar independen, Tina Teng, mencatat bahwa kekhawatiran akan suku bunga yang lebih tinggi telah memperkuat dolar AS, yang memberikan tekanan tambahan pada harga komoditas termasuk minyak mentah.
Dengan demikian, harga minyak mentah dunia terpantau melemah pada perdagangan hari ini, tercermin dari dinamika kompleks yang melibatkan faktor geopolitik dan ekonomi global.
Komentar