Dalam beberapa waktu terakhir, kenaikan imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) telah mempengaruhi performa reksa dana pendapatan tetap yang berbasis SBN, yang cenderung menurun. Namun, sebaliknya, kinerja reksa dana pendapatan tetap yang berbasis obligasi tetap stabil, menurut data dari Edvisor.id.
Menurut data tersebut, yield SBN tenor 10 tahun pada akhir perdagangan 26 April 2024 mencapai level 7,20%, naik dari 6,69% pada periode yang sama di bulan Maret 2024.
Berdasarkan data transaksi yang dirilis oleh Bank Indonesia, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih (jual neto) sebesar Rp 2,08 triliun di pasar SBN pada periode 22-25 April 2024. Penjualan bersih ini juga terjadi di pasar saham, namun investor asing melakukan pembelian bersih (beli neto) di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Terpantau bahwa dari 10 reksa dana pendapatan tetap dengan dana kelolaan besar, keseluruhannya adalah reksa dana berbasis obligasi atau sukuk korporasi. Tidak ada yang memiliki portofolio yang didominasi oleh SBN.
Salah satu dari 10 reksa dana tersebut, Insight Simas Asna Pendapatan Tetap Syariah I Asna, berhasil mencatat kinerja tertinggi dalam sebulan, dengan return sebesar 1,23%.
Berikut adalah deretan 10 reksa dana pendapatan tetap dengan performa tertinggi dalam sebulan:
Nama Reksadana | Manajer Investasi | Return Sebulan (%) | Dana Kelolaan |
---|---|---|---|
Insight Simas Asna Pendapatan Tetap Syariah I Asna | PT Insight Investments Management | 1.23% | Rp 838,102,845,533 |
Capital Fixed Income Fund | PT Capital Asset Management | 0.56% | Rp 982,709,792,071 |
Star Stable Income Fund | PT Surya Timur Alam Raya | 0.52% | Rp 3,628,585,214,007 |
RD Haji Syariah I Hajj | PT Insight Investments Management | 0.50% | Rp 1,316,013,689,258 |
Danamas Stabil | PT Sinarmas Asset Management | 0.47% | Rp 16,853,346,928,933 |
Sinarmas Hidup Sejahtera | PT Sinarmas Asset Management | 0.46% | Rp 971,514,591,850 |
Makara Prima Kelas G | PT Bahana TCW Investment Management | 0.30% | Rp 598,875,938,679 |
Pinnacle Dana Obligasi Unggulan | PT Pinnacle Persada Investama | 0.17% | Rp 783,226,942,848 |
Sucorinvest Stable Fund | PT Sucorinvest Asset Management | 0.10% | Rp 3,544,368,413,907 |
Simas Pendapatan Optima | PT Sinarmas Asset Management | 0.07% | Rp 1,682,502,758,612 |
Tabel berdasarkan data NAB/Unit per 26 April 2024 dan tidak memperhitungkan bagi hasil investasi
Menghadapi data-data ini, terlihat bahwa reksa dana berbasis obligasi atau sukuk korporasi lebih baik dipilih dibandingkan yang berbasis SBN. Reksa dana pendapatan tetap berbasis obligasi atau sukuk korporasi menawarkan diversifikasi investasi yang lebih stabil dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang.
Namun, investor perlu memperhatikan risiko yang terkait, seperti gagal bayar yang mungkin terjadi pada obligasi atau sukuk korporasi, yang tidak sama dengan keamanan yang dimiliki oleh SBN.
Komentar