Ekbis
Beranda » Berita » Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah Pasca Pengumuman The Fed

Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah Pasca Pengumuman The Fed

Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah Pasca Pengumuman The Fed
Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah Pasca Pengumuman The Fed

HarianBatakpos.com Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengungkapkan bahwa nilai tukar rupiah berpotensi mengalami tekanan setelah pengumuman rapat moneter Federal Reserve (The Fed).

Menurut Ariston, dalam wawancara dengan Antara di Jakarta pada hari Rabu, potensi pelemahan nilai tukar rupiah hari ini dapat mencapai Rp16.100 dengan potensi support di sekitar Rp16.000.

Pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) mencatatkan dua poin penting yang mempengaruhi pasar. Pertama, The Fed tidak mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan AS tahun ini, memberikan kelegaan dan sentimen positif ke aset berisiko. Kedua, The Fed menunda pemangkasan suku bunga AS karena ketidakpastian inflasi AS akan menurun ke 2 persen. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di pasar tentang keputusan The Fed pada tahun ini.

Neraca Perdagangan Indonesia Mei 2025 Surplus US$ 4,3 Miliar

Meskipun terjadi pelonggaran quantitative tightening (QT) yang membuat imbal hasil obligasi AS menurun, sikap The Fed masih menunjukkan ketidakpastian, berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah.

QT adalah kebijakan moneter untuk memperkecil neraca dengan menyusutkan cadangan moneter untuk menghindari inflasi, yang dilakukan dengan menjual obligasi yang dimiliki bank sentral kepada publik.

Ariston menyatakan, “Sikap The Fed masih menunjukkan ketidakpastian. Jika The Fed masih bingung, nilai tukar dolar AS bisa berfluktuasi.”

Pada hari ini, terlihat potensi pelemahan kurs rupiah dari rebound indeks dolar AS menjadi 105,50 dari sebelumnya 105,05.

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Menguat, Sinyal Positif bagi Stabilitas Ekonomi Nasional

“Penguatan dolar AS bisa disebabkan oleh penundaan pemangkasan suku bunga acuan The Fed, menunggu data inflasi AS turun, dan menantikan data ekonomi baru AS,” kata Ariston.

Data sentimen konsumen AS akan dirilis pada Jumat (10/5) malam, dan data inflasi AS pada pekan depan.

Ariston juga menambahkan, “Konflik di Timur Tengah, dimana Israel menyerang area baru di Gaza (Palestina), mungkin memicu kekhawatiran pelaku pasar, sehingga sebagian mencari aman di dolar AS.”

Pada pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta melemah 44 poin atau 0,27 persen menjadi Rp16.090 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.046 per dolar AS.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *