Di era modern ini, konsep self love atau mencintai diri sendiri masih kerap dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggapnya sebagai sikap egois dan narsis. Padahal, self love justru menjadi pondasi penting untuk menjalani hidup bahagia dan bermakna.
“Tanpa self love, sulit bagi seseorang untuk menghargai diri sendiri dan mencintai orang lain dengan benar. Ini bisa memicu masalah seperti depresi, rendah diri, hingga kecanduan dalam mencari validasi dari luar.”
Lalu apa sebenarnya makna self love sejati? Ini bukan sekedar mencintai penampilan fisik, namun lebih kepada menerima diri apa adanya – kelebihan dan kekurangan, serta menghargai proses perkembangan diri. Dengan self love, seseorang akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup dan mengejar mimpi dengan percaya diri.
Untuk membangun self love, kuncinya adalah mengembangkan hubungan yang sehat dengan diri sendiri. Berikut praktiknya:
- Lakukan self-care
Memperlakukan diri dengan kasih, seperti beristirahat cukup, berolahraga, dan menikmati hobi dapat meningkatkan self love.
- Beri pengakuan pada diri sendiri
Catat atau ucapkan hal-hal positif tentang diri sendiri, baik kelebihan maupun pencapaian. Ini membantu menghargai jati diri.
- Berpikir secara positif
Mengucapkan kalimat memotivasi diri seperti “Saya layak bahagia” dapat secara perlahan mengubah pola pikir negatif.
- Evaluasi diri dengan bijak
Sadari kekurangan, tapi hindari mengkritik diri secara berlebihan. Terima apa yang bisa diubah dan apa yang harus diterima.
- Cari komunitas positif
Bergabung dengan komunitas yang saling menguatkan dan menghargai satu sama lain dapat memperkuat rasa self love.
Sebagai penutup, disini saya ingin berbagi pengalaman, “Dulu saya merasa tidak pernah cukup sampai akhirnya memutuskan untuk mencintai diri sendiri. Sejak saat itu, hidup terasa lebih ringan, bahagia, dan saya bisa fokus mengejar mimpi.”
Self love memang masih dipandang sebelah mata, tapi sesungguhnya ia menjadi kunci untuk menjalani hidup bermakna dan membahagiakan. Sudikah kita memulainya dari sekarang?
Self Love, Kunci Kebahagiaan Sejati yang Sering Terlupakan
Di era modern ini, konsep self love atau mencintai diri sendiri masih kerap dipandang sebelah mata. Banyak yang menganggapnya sebagai sikap egois dan narsis. Padahal, self love justru menjadi pondasi penting untuk menjalani hidup bahagia dan bermakna.
“Tanpa self love, sulit bagi seseorang untuk menghargai diri sendiri dan mencintai orang lain dengan benar. Ini bisa memicu masalah seperti depresi, rendah diri, hingga kecanduan dalam mencari validasi dari luar.”
Lalu apa sebenarnya makna self love sejati? Ini bukan sekedar mencintai penampilan fisik, namun lebih kepada menerima diri apa adanya – kelebihan dan kekurangan, serta menghargai proses perkembangan diri. Dengan self love, seseorang akan lebih mampu menghadapi tantangan hidup dan mengejar mimpi dengan percaya diri.
Untuk membangun self love, kuncinya adalah mengembangkan hubungan yang sehat dengan diri sendiri. Berikut praktiknya:
- Lakukan self-care
Memperlakukan diri dengan kasih, seperti beristirahat cukup, berolahraga, dan menikmati hobi dapat meningkatkan self love.
- Beri pengakuan pada diri sendiri
Catat atau ucapkan hal-hal positif tentang diri sendiri, baik kelebihan maupun pencapaian. Ini membantu menghargai jati diri.
- Berpikir secara positif
Mengucapkan kalimat memotivasi diri seperti “Saya layak bahagia” dapat secara perlahan mengubah pola pikir negatif.
- Evaluasi diri dengan bijak
Sadari kekurangan, tapi hindari mengkritik diri secara berlebihan. Terima apa yang bisa diubah dan apa yang harus diterima.
- Cari komunitas positif
Bergabung dengan komunitas yang saling menguatkan dan menghargai satu sama lain dapat memperkuat rasa self love.
Sebagai penutup, disini saya ingin berbagi pengalaman, “Dulu saya merasa tidak pernah cukup sampai akhirnya memutuskan untuk mencintai diri sendiri. Sejak saat itu, hidup terasa lebih ringan, bahagia, dan saya bisa fokus mengejar mimpi.”
Self love memang masih dipandang sebelah mata, tapi sesungguhnya ia menjadi kunci untuk menjalani hidup bermakna dan membahagiakan. Sudikah kita memulainya dari sekarang?
Di antara gemerlap kehidupan perkuliahan di Universitas Bina Insan, Kota Lubuk Linggau, muncul sosok yang memancarkan cahaya kebenaran: Helsy Desta Fitria. Sebagai mahasiswa Akuntansi yang bersemangat, dia tidak hanya mendalami angka-angka, tetapi juga merambah ke dunia yang lebih luas, terutama dalam isu-isu sosial yang sedang marak di Indonesia, seperti kasus bullying.
Helsy tak tinggal diam melihat ketidakadilan terjadi di sekitarnya. Dia terpanggil untuk berbuat sesuatu, dan melalui tulisan-tulisannya, dia memilih menjadi pengawal keadilan. Dengan pena sebagai pedangnya, dia memotret kekejaman bullying dan menggambarkan dampaknya yang merusak, tidak hanya pada korban, tetapi juga pada seluruh masyarakat.
Partisipasinya dalam lomba menulis surat untuk bullying yang diselenggarakan oleh Harian Batakpos bukanlah sekadar ambisi pribadi, tetapi juga sebuah panggilan untuk aksi nyata. Baginya, setiap kata yang ia tulis adalah langkah kecil menuju perubahan yang lebih besar. Melalui suratnya, ia berharap untuk menyentuh hati pembaca, membuka mata mereka terhadap penderitaan yang dialami oleh korban bullying, dan mendorong tindakan konkret untuk mengakhiri siklus kekerasan tersebut.
Komentar