Opini
Beranda » Berita » Menumbuhkan Self Love bagi Perempuan dari Keluarga Broken Home

Menumbuhkan Self Love bagi Perempuan dari Keluarga Broken Home

Menumbuhkan Self Love bagi Perempuan dari Keluarga Broken Home
Menumbuhkan Self Love bagi Perempuan dari Keluarga Broken Home

Menjadi perempuan yang tumbuh di lingkungan keluarga broken home bukanlah hal yang mudah. Kepahitan masa kecil akibat perpecahan orangtua kerap meninggalkan luka mendalam, baik secara psikis maupun emosi. Rasa tidak aman, kurangnya kasih sayang, hingga rendahnya kepercayaan diri menjadi masalah yang umum dihadapi.

Namun, di tengah kepedihan tersebut, mempraktikkan self love atau mencintai diri sendiri bisa menjadi kunci untuk menemukan kembali kebahagiaan dan makna hidup. Seperti dikatakan seorang konselor, “Self love ibarat mercusuar yang menuntun perempuan dari broken home menemukan kekuatan dan harapan di dalam diri sendiri.”

Berikut tips untuk meningkatkan self love bagi perempuan dari keluarga broken home:

Reformasi Kepolisian Republik Indonesia

  1. Sadari dan lepaskan trauma masa lalu

Mengakui luka dan melepaskan energi negatif yang tersisa adalah langkah pertama menuju penyembuhan diri. Bisa dengan menulis jurnal, bermeditasi, atau berbicara pada konselor.

  1. Afirmasi diri setiap hari

Ucapkan kalimat memotivasi diri di depan cermin seperti “Saya layak untuk bahagia” atau “Saya menerima dan mencintai diri saya.” Lakukan ini secara konsisten untuk mengubah persepsi negatif tentang diri sendiri.

  1. Lakukan self-care

Merawat diri dengan baik, seperti mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan beristirahat cukup, akan membuat Anda merasa lebih dihargai dan dicintai.

  1. Cari komunitas pendukung

Bergabung dengan komunitas yang memiliki latar belakang serupa dapat membuat Anda merasa dipahami dan tidak sendiri dalam perjuangan ini. Saling menguatkan satu sama lain.

Yos Tarigan, SH,MH: Pembaruan KUHAP Krusial, APH Dapat Kehilangan Dasar Hukum Penahanan dan Proses Hukum Lainnya

  1. Tetapkan batasan dan prioritas

Dengan self love, Anda akan lebih mampu memprioritaskan kebutuhan diri sendiri dan menerapkan batasan pada hubungan yang tidak sehat.

Seperti kisah kerabatku yang berhasil keluar dari lingkaran self-blame dan depresi dengan mempraktikkan self love, “Hidup memang tidak selalu adil, tapi dengan mencintai diri sendiri, saya memiliki kekuatan untuk membangun hidup yang lebih baik.”

Self love memang bukan proses instan, tapi dengan komitmen dan ketulusan hati, ia akan membimbing para perempuan dari broken home menuju penyembuhan, kebahagian, dan kehidupan yang bermakna. Anda pantas untuk dicintai, terutama oleh diri sendiri.

Dari kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan, datanglah seorang pemuda yang menggebu-gebu: Rizki Robi Wahyudi. Tengah menapaki perjalanan perkuliahan, ia tidak hanya bersemangat dalam mencari ilmu di bangku kuliah, tetapi juga selalu terjebak dalam pusaran isu-isu sosial yang mempengaruhi masyarakat.

Di balik kecintaannya pada dunia perkuliahan, Rizki memiliki obsesi yang tak kalah besar: menulis. Baginya, menulis adalah bukan hanya hobi, tetapi panggilan jiwa untuk menyuarakan kebenaran. Ia percaya bahwa setiap kalimat yang ia tulis adalah sebuah senjata yang dapat membela yang lemah dan menegakkan keadilan.

Dengan pena sebagai pedangnya, Rizki merangkul isu-isu sosial yang membutuhkan perhatian, membawa mereka ke permukaan dan memperjuangkan perubahan yang diperlukan. Melalui kata-katanya yang penuh semangat, ia berusaha untuk menggerakkan hati dan pikiran orang-orang di sekitarnya, membangun kesadaran akan pentingnya solidaritas dan keadilan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *