Sejak Masyarakat semakin peduli dengan Kesehatan mental. Istilah self harm dan self love juga naik daun. Mengutip dari Bahasa inggris, istilah self harm memiliki arti menyakiti diri sendiri sedangkan self love adalah mencintai diri sendiri.
Self harm lebih merujuk kepada tindakan menyakiti diri sendiri untuk menghilangkan perasaan frustasi, stress, dan berbagai macam emosi lainnya, Setiap orang memiliki cara self harm yang berbeda-beda, seperti menarik rambut, mencubit, menggigit, menggaruk, memukul, menelan zat berbahaya, dan menyayat anggota tubuh (cutting). Tujuan awalnya bukan untuk bunuh diri, akan tetapi akan menimbulkan luka yang parah jika diteruskan.
Secara epidemologi, Indonesia menurut data survei YouGov Omnibus pada Juni tahun 2019 menunjukkan bahwa lebih dari sepertiga setara dengan 36,9% orang Indonesia pernah melukai diri sendiri dengan sengaja. Dari persentase tersebut, prevalensi tertinggi ditemukan pada kelompok usia 18‒24 tahun. Dalam hal ini remaja ditemukan lebih tinggi terhadap perilaku self-harm.
Lantas mengapa mereka melakukan hal itu? remaja merupakan usia-usia yang masih labil. Anak-anak usia remaja belum memiliki pengalaman menghadapi permasalahan-permasalahan kehidupan. Maka dalam menghadapi masalah yang ada, para remaja cenderung mengambil jalan pintas yang sifatnya sementara, seperti melakukan tindakan self-harm. Hal tersebut dapat dipengaruhi oleh banyak hal, di antaranya adalah hilangnya figur-figur yang dapat dicontoh, hingga adanya penetrasi muatan-muatan negatif di media sosial.
Kepuasan yang didapatkan dengan melakukan self-harm sifatnya hanya sementara. Banyak dari pelaku self-harm yang kemudian menyesali perbuatannya di kemudian hari. Sedangkan self-love sifatnya berkepanjangan. Kegiatan ini dapat memunculkan kebiasaan positif baru yang dapat memperbaiki kualitas kehidupan dalam waktu yang lama.
Bagaimana caranya agar tidak terjadi self harm? Salah satu cara mengatasinya adalah dengan secara bertahap mengganti Tindakan self harm dengan melakukan self love. Self love ini meliputi penerimaan diri, penguasaan diri, dan rasa hormat kepada diri sendiri sehingga seseorang dapat menemukan kekuatan serta energi positif dalam menjalani kehidupan tanpa Kembali melukai dirinya sendiri. Self-love merupakan suatu hal yang bersifat universal, hal ini dibuktikan bahwa seseorang tidak bisa menyamaratakan self-love seseorang dengan orang lain, dibuktikan dengan tingkat kepuasan pada diri seseorang berbeda-beda.
Menerapkan self-love dapat menjaga kesehatan mental,karena membuat seseorang lebih mudah untuk berpikir positif, sebab tanpa disadari menjaga kesehatan mental seringkali berdampak pada kesehatan fisik. Mental yang tidak sehat menyebabkan berbagai gangguan baik secara emosional atau mengganggu fungsi fisik tubuh yang lain.
Memaafkan diri sendiri, menghabiskan waktu sendirian, menjauh dari orang-orang yang membawa pengaruh buruk, memberikan apresiasi kepada diri sendiri dan menjalani hidup yang sehat adalah Sebagian bentuk self-love. Meskipun sering dikesampingkan self-love sangat berdampak besar untuk diri sendiri.
Yola Zakiyyah adalah pencerita yang memikat dengan keindahan kata-kata dan kedalaman emosinya. Dalam setiap kisah yang dia ceritakan, dia mampu membawa pembaca masuk ke dalam dunia yang sama sekali baru, di mana emosi dan imajinasi bertemu dalam harmoni yang sempurna.
Dengan pena sebagai alatnya, Yola mengukir cerita-cerita yang penuh warna dan nuansa, menghidupkan karakter-karakternya dalam setiap halaman. Dia memahami bahwa kekuatan sebuah cerita terletak pada kemampuannya untuk menyentuh hati pembaca dan membawanya merasakan berbagai emosi yang teramat dalam.
Komentar