Olahraga
Beranda » Berita » Sejarah Bagi Indonesia, Takraw Sumbang Emas ke 31

Sejarah Bagi Indonesia, Takraw Sumbang Emas ke 31

PALEMBANG-BP: Dahaga medali emas sepak takraw Indonesia akhirnya tuntas oleh Tim Quadrant Putra. Dalam partai final menghadapi Jepang, di venue Ranau, Jakabaring Sport City, Palembang, Sabtu (1/9/2018), Indonesia berhasil menang lewat pertarungan tiga gim.

Indonesia sendiri menurunkan enam tim dalam Asian Games 2018 kali ini. Yakni, beregu dan quadrant putri, dua tim beregu putra, quadrant putra, serta tim ganda putra. Dari sana, ada lima medali yang didapat, termasuk emas dari Tim Quadrant Putra.

Usai melakoni pertandingan, pelatih Tim Quadrant Putra Indonesia, Arsy Syam, tak segan memuji penampilan tim sepak takraw Indonesia secara keseluruhan.

Mamadou Sarr Ungkap Terinspirasi dari Virgil van Dijk

Menurutnya, sumbangan medali yang diraih menjadi sejarah bagi sepak takraw Indonesia sekaligus pembuktian bahwa sepak takraw Indonesia kini bisa berbicara banyak di pentas dunia.

“Ini sejarah bagi Indonesia. Indonesia mampu tampil dua kali di final. Satu perak dan satu emas,” ujar Arsy pada sesi jumpa pers usai pertandingan.

Satu sumbangan medali perak yang dimaksudkan Arsy adalah ketika tim beregu kalah dari Malaysia pada 28 Agustus lalu. Ketika berlaga di tempat yang sama, Indonesia yang menurunkan Hardiansyah Muliang, Nofrizal, dan Abdul Halim kalah dengan skor 1-2.

Nah, saat menghadapi Jepang di partai pamungkas quadrant, Arsy menekankan kepada anak asuhnya untuk bisa bermain maksimal. Meski harus kalah di gim pertama dengan skor 15-21, ada pembelajaran penting yang mereka dapatkan ketika memasuki gim kedua dan ketiga.

Lionel Messi Cetak Gol Indah, Inter Miami Tumbangkan FC Porto

“Di gim awal memang kami lengah karena ada perubahan taktik dari Jepang. Pada babak penyisihan, ketika kami menang 2-0, mereka menggunakan dua sayap bertahan di belakang, sehingga mudah bagi anak-anak melumat,” jelas Arsy.

“Tetapi di final ini mereka menggunakan tiga sayap dan hampir sama dengan kami dan ketika melakukan block kami memasang tiga pemain. Jadi, kami kehilangan banyak poin di gim awal karena banyak space kosong.”

“Memasuki gim kedua, saya instruksikan untuk memasang dua pemain saja untuk melakukan block. Alhasil, satu killer bisa dengan mudah mencari celah mendulang poin. Dan hasilnya kami menang 2-1,” kata dia menjelaskan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan