Harianbatakpos.com , Medan – Sopyah, seorang gadis asal Indramayu, terpaksa menyamar menjadi pria agar bisa bekerja sebagai buruh. Kehidupan Sopyah menceritakan kisah pilu seorang gadis yang bersedia menyamar sebagai laki-laki demi mencari nafkah.
Ia memotong rambutnya pendek agar terlihat seperti seorang anak laki-laki. Semua itu dilakukan demi menghidupi adiknya yang masih berusia 15 tahun.
Kisah pilu Sopyah dan adiknya dimulai setelah ibu mereka meninggal dunia dan ayah mereka memutuskan untuk merantau menjadi buruh serabutan. Hanya hidup berdua, Sopyah harus mencari cara untuk mendapatkan uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka berdua.
Oleh karena itu, dia memutuskan untuk menyamar menjadi laki-laki agar bisa bekerja sebagai buruh, seperti dilansir dari Tribun-Medan.com.
Sopyah menjadi seorang yang berani memotong rambutnya menjadi pendek agar terlihat seperti laki-laki. Melalui penampilannya yang berbeda, dia bisa memperoleh pekerjaan sebagai buruh bangunan.
Meskipun tidak bekerja setiap hari, ketika dia mendapatkan pekerjaan, dia bisa mendapatkan upah hingga Rp120 ribu dalam sehari.
Namun, kehidupan Sopyah dan adiknya tidak selalu stabil. Karena tidak adanya panggilan kerja, mereka sering kali menghadapi masa-masa tanpa makanan.
Kadang-kadang mereka bahkan harus menghadapi kelaparan selama dua atau tiga hari. Meskipun demikian, mereka tetap bertahan dan tidak ingin membebani siapa pun.
Beruntung, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Indramayu dan Pemerintah Kecamatan Indramayu telah memberikan bantuan kepada Sopyah dan adiknya. Mereka juga berjanji untuk memenuhi kebutuhan pendidikan Samsul, adik Sopyah, dan memfasilitasi pendidikannya.
Meskipun Sopyah sendiri tidak bisa melanjutkan sekolah karena faktor usia, dia berharap mendapatkan kesempatan untuk membuka usaha. Pemerintah setempat berjanji untuk memberikan fasilitas pendidikan dan beasiswa untuk Samsul, yang merupakan seorang siswa yang berprestasi dalam olahraga panjat tebing.
Kisah Sopyah dan adiknya memberikan gambaran tentang kehidupan yang penuh tantangan dan keberanian. Meskipun menghadapi kesulitan ekonomi, mereka bertahan dengan tekad kuat dan semangat untuk membantu satu sama lain. Mereka adalah contoh nyata dari kekuatan dan ketahanan manusia dalam menghadapi kesulitan hidup.
Kisah Sopyah dan adiknya mengajarkan kita pentingnya empati dan kepedulian terhadap sesama. Dalam situasi sulit seperti ini, bantuan dan dukungan dari pemerintah dan masyarakat sangatlah berarti. Semoga Sopyah dan adiknya dapat mengatasi kesulitan mereka dan mencapai masa depan yang lebih baik.
Komentar