Berita Duka Internasional
Beranda » Berita » Serangan Mengerikan Israel di Kamp Rafah: Kisah Mengerikan Korban yang Terbakar Hidup-hidup

Serangan Mengerikan Israel di Kamp Rafah: Kisah Mengerikan Korban yang Terbakar Hidup-hidup

Harianbatakpos.com, JAKARTA – Serangan yang dilancarkan oleh Israel pada Minggu (26/5/2024) telah menyebabkan kekacauan di kamp pengungsian di Rafah. Serangan ini mengakibatkan tenda-tenda dan tempat penampungan yang rapuh terbakar.

 

Seorang warga Rafah bernama Bassam menggambarkan serangan yang terjadi di wilayah barat Rafah sebagai sesuatu yang sangat menakutkan. Tidak ada yang bisa menghentikannya.

BERITA DUKA: Pdt. Daulat Panangaran Panggabean Meninggal Dunia di Usia 66 Tahun

 

“Seluruh dunia menyaksikan Rafah terbakar oleh Israel dan tidak ada yang bisa melakukan apa pun untuk menghentikannya,” ungkapnya melalui aplikasi chat, seperti yang dilaporkan oleh France24.

 

Rekaman yang dirilis oleh Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina menunjukkan kekacauan yang terjadi pada malam itu. Paramedis dalam ambulans berlomba-lomba menuju lokasi serangan untuk mengevakuasi korban luka, termasuk anak-anak, seperti dilansir dari CNN Indonesia.

Dukungan Prancis terhadap Negara Palestina Jadi Peluang Diplomasi Indonesia

 

Seorang wanita Palestina yang selamat dari serangan tersebut, yang tidak ingin disebutkan namanya, juga memberikan kesaksiannya. Ia mengungkapkan bahwa saat serangan terjadi, mereka baru saja selesai melaksanakan shalat maghrib.

 

“Kami baru saja selesai melaksanakan shalat maghrib. Anak-anak kami sedang tidur,” kata wanita tersebut.

 

“Tiba-tiba, kami mendengar suara keras dan melihat api di sekeliling kami. Anak-anak kami berteriak, suara itu sangat menakutkan,” jelasnya.

 

Perwakilan Pertahanan Sipil Palestina, Dr. Muhammad al-Mughayer, mengungkapkan betapa mengerikan situasinya saat itu. Banyak orang tua dan bahkan anak-anak yang mengalami luka parah.

 

“Kami melihat mayat-mayat yang terbakar dan anggota tubuh yang terpotong-potong. Kami juga melihat kasus amputasi pada anak-anak, wanita, dan orang tua yang terluka,” ungkap Dr. Mughayer.

 

Dr. Mughayer menjelaskan bahwa upaya penyelamatan terhambat oleh kerusakan akibat perang dan dampak pengepungan Israel yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh bulan.

 

“Kami menghadapi kekurangan bahan bakar dan banyak jalan yang hancur, sehingga menghambat pergerakan kendaraan pertahanan sipil di wilayah yang menjadi sasaran serangan. Selain itu, kami juga mengalami kekurangan pasokan air untuk memadamkan api,” jelasnya.

 

Hingga saat ini, lebih dari 36.000 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan-serangan yang dilancarkan oleh Israel, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

 

Israel memulai operasi ini setelah militan yang dipimpin oleh Hamas menyerang komunitas Israel di selatan pada tanggal 7 Oktober, yang menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang disandera, menurut data yang disampaikan oleh Israel.

 

Serangan mengerikan ini menunjukkan betapa pentingnya upaya internasional untuk menghentikan kekerasan dan mencapai perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Solidaritas dan dukungan global sangat diperlukan untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina dan memastikan keadilan bagi mereka.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *