Internasional
Beranda » Berita » Kunjungan Kontroversial Oposisi Spanyol ke Israel Menuai Kecaman dalam Konteks Pengakuan Palestina

Kunjungan Kontroversial Oposisi Spanyol ke Israel Menuai Kecaman dalam Konteks Pengakuan Palestina

Harianbatakpos.com , JAKARTA – Kunjungan seorang anggota parlemen dari partai oposisi sayap kanan Vox, Santiago Abascal, ke Israel untuk bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah menuai kecaman. Tindakan ini terjadi hanya sehari setelah Spanyol secara resmi mengakui negara Palestina.

 

Santiago Abascal membagikan foto kunjungannya dengan Netanyahu, yang langsung memicu reaksi negatif. Banyak yang mengkritiknya karena dianggap bertentangan dengan keputusan Spanyol untuk mendukung Palestina.

Penampakan Jamur di Mars Picu Spekulasi Kehidupan Asing, Ini Kata NASA dan Ilmuwan

 

Dalam foto yang diunggah oleh Abascal, terlihat dia sedang berbincang akrab dengan Perdana Menteri Netanyahu. Namun, banyak yang merasa bahwa kunjungan ini tidak pantas dilakukan mengingat konteks politik yang sedang berlangsung, seperti dilansir dari Rmol.id.

 

Abascal mengatakan kepada Netanyahu bahwa pengakuan Spanyol terhadap Palestina sebenarnya hanya dilakukan untuk mengalihkan perhatian dari penyelidikan korupsi yang menimpa istrinya. Pernyataan ini kemudian diunggah di akun media sosialnya.

Proyek Bendungan Raksasa Tiga Ngarai China Diduga Pengaruhi Rotasi Bumi

 

Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, merespons dengan keras terhadap tindakan Abascal. Ia menuduh Abascal telah memperburuk situasi dengan menerima kebijakan kebohongan, fitnah, dan penghinaan yang berasal dari pemerintahan Netanyahu yang dianggap ekstrem.

 

Albares menambahkan bahwa dalam situasi konflik seperti ini, beberapa orang berusaha mencari solusi perdamaian, sementara yang lain justru memperburuk keadaan dengan tindakan provokatif.

 

Di Spanyol, kelompok sayap kanan Vox dan oposisi sayap kanan Partai Populer (PP) juga mengutuk keputusan Perdana Menteri Pedro Sánchez untuk mengakui negara Palestina. Mereka berpendapat bahwa keputusan ini tidak mempertimbangkan kepentingan dan keamanan Israel.

 

Perang di Gaza yang baru-baru ini terjadi dimulai dengan serangan dari Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Serangan ini menewaskan banyak warga sipil, sementara sejumlah orang juga disandera oleh Hamas. Situasi ini semakin memanas dan menimbulkan kekhawatiran internasional.

 

Kunjungan Abascal ke Israel dalam konteks ini dianggap tidak tepat dan dianggap sebagai tindakan yang memperburuk situasi. Banyak yang berharap agar para pemimpin politik dapat bekerja sama untuk mencari solusi damai yang menguntungkan kedua belah pihak.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *