HarianBatakpos.com – Pemadaman listrik tiba-tiba mengguncang Perumnas Mandala, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, pada Rabu malam. Tanpa pilihan, warga memilih keluar dari rumah mereka, terlepas dari ancaman cuaca yang panas. Ana, salah seorang warga, menegaskan, “Kipas pun enggak bisa dipakai kan mati lampu gini.”
Meskipun telah menyiapkan lampu darurat, Ana dan keluarganya masih merasa terganggu dengan kondisi padamnya listrik. “Ada lampu emergency, tapi kayaknya enggak kuat ini sampai lampu hidup. Terpaksa lah pakai lilin juga,” keluhnya.
Keberatan warga tidak hanya pada ketidaknyamanan fisik, tetapi juga pada aspek finansial. Ana menyoroti kebijakan pembayaran listrik, “Kalau mati gini, PLN bisanya minta maaf. Kalau terlambat bayar, kita enggak bisa minta maaf.”
Sementara itu, upaya untuk mengatasi kegelapan dilakukan dengan membeli lampu darurat. Lisbet, seorang warga, memilih membeli lampu agar penerangan lebih optimal. “Kalau lilin kan penerangannya kurang, harus beli lampu biar lebih terang,” ujarnya.
Pemadaman listrik ini tidak hanya memicu kebutuhan akan lampu darurat, tapi juga menyatukan warga dalam perjuangan melawan ketidaknyamanan akibat kepanasan. Meski di tengah situasi sulit, semangat untuk bertahan tetap terjaga.
Komentar