Ekbis
Beranda » Berita » Harga Emas Dunia Terus Melemah, Apa Penyebabnya?

Harga Emas Dunia Terus Melemah, Apa Penyebabnya?

Harga Emas Dunia Terus Melemah, Apa Penyebabnya?
Harga Emas Dunia Terus Melemah, Apa Penyebabnya?

HarianBatakpos.com – Harga emas dunia dalam sepekan mengalami penurunan signifikan. Penurunan ini terjadi di tengah belum adanya sentimen yang mampu menguatkan harga emas dan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang menarik.

Pada penutupan perdagangan Jumat (21/6/2024), harga emas di pasar spot ditutup turun di angka US$2.320/troy ons. Hal ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Kamis (20/6/2024) yang melonjak naik ke angka US$2.359/troy ons. Sementara secara mingguan, harga emas melemah 0.52% dari US$2.332/troy ons menjadi US$2.320/troy ons.

Di awal pekan ini, Senin (17/6/2024), harga emas dibuka dan ditutup melemah dibandingkan akhir pekan lalu (14/6/2024) dipicu oleh kenaikan imbal hasil Treasury AS yang membuat logam mulia emas, yang tidak memberikan imbal hasil bunga, menjadi kurang menarik bagi investor.

Menko Zulhas Tekankan Konsumsi Susu Lokal, Strategi Tingkatkan Gizi Anak Indonesia

Kenaikan harga emas terjadi pada Selasa (18/6/2024) dan Kamis (20/6/2024) di tengah data ekonomi AS yang menunjukkan tanda-tanda perlambatan ekonomi terbesar di dunia yang meningkatkan optimisme penurunan suku bunga dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed tahun ini.

“Pasar mulai semakin mengharapkan bank sentral AS untuk memulai program pelonggaran kebijakannya. Saya menduga kita mungkin akan mendapatkan beberapa posisi beli di pasar,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Survei CME FedWatch Tool menunjukkan dua kali pemangkasan suku bunga yang diekspektasikan terjadi pada September dan Desember dengan total 50 basis poin (bps). Data lain yang mendukung ekspektasi tersebut yakni pembangunan perumahan baru turun ke level terendah dalam hampir empat tahun pada bulan Mei, menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi tetap moderat pada kuartal kedua.

Namun demikian, harga emas ditutup ambles 1,66% pada penutupan perdagangan hari terakhir pekan ini ke level US$2.320/troy ons pasca rilis data Purchasing Managers’ Index (PMI) composite, manufacturing, dan services oleh S&P Global yang menunjukkan aktivitas perekonomian AS masih cukup kuat.

Investasi Rp1.627 Triliun! Indonesia-Singapura Bangun Panel Surya dan Kawasan Industri Hijau

Terkhusus PMI manufaktur AS naik ke level tertinggi dalam tiga bulan di 51,7 pada Juni 2024 dari 51,3 pada bulan Mei, mengalahkan perkiraan 51, menurut perkiraan awal. Angka tersebut menandakan perbaikan kondisi bisnis di sektor produksi barang selama dua bulan berturut-turut.

Kepala Ekonom Bisnis di S&P Global Market Intelligence, Chris Williamson, mengatakan data menunjukkan bahwa ekonomi AS berkembang sebesar 2,5%.

“Peningkatan ini terjadi secara luas, karena peningkatan permintaan terus mempengaruhi perekonomian. Meskipun dipimpin oleh sektor jasa, yang mencerminkan belanja domestik yang kuat, ekspansi tersebut didukung oleh pemulihan yang sedang berlangsung di bidang manufaktur, yang sepanjang tahun ini sedang menikmati masa pertumbuhan terbaiknya selama dua tahun,” papar Chris.

Kendati harga emas melemah, harga emas berjangka bulan Agustus terakhir diperdagangkan pada US$2.350,10/troy ons.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan