JAKARTA-BP: Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil sejumlah menteri ke Istana Negara dalam rapat darurat terkait peretasan Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Peretasan oleh ransomware ini mengguncang dunia digital nasional, memicu perhatian serius dari pemerintah.
Jumat (28/6/2024), suasana di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta tampak berbeda. Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, menjadi yang pertama tiba sekitar pukul 13.32 WIB. Menyusul di belakangnya, Menkominfo Budi Arie Setiadi, MenPAN-RB Azwar Anas, Menkumham Yasonna Laoly, Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa, dan Menkeu Sri Mulyani.
Evaluasi dan Langkah Strategis
Hinsa Siburian memastikan bahwa rapat ini akan fokus pada evaluasi dan langkah strategis untuk menangani serangan ransomware yang melumpuhkan PDNS. “Mau rapat dulu,” ujar Hinsa singkat saat ditemui di Istana. Lebih lanjut, ia menambahkan, “Ya, terkait kemarinlah, yang pasti akan melakukan evaluasi.”
LMenkominfo: “Nanti Ya”
Menkominfo Budi Arie Setiadi dan MenPAN-RB Azwar Anas tiba bersamaan. Budi Arie enggan membocorkan isi rapat, hanya menjanjikan penjelasan lebih lanjut. “Nanti ya,” katanya sambil berlalu. Hal ini menambah penasaran publik tentang langkah apa yang akan diambil pemerintah dalam merespon krisis ini.
Barisan Menteri Hadir Penuh
Tak lama setelah kedatangan Budi Arie dan Azwar Anas, Menkumham Yasonna Laoly, Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa, dan Menkeu Sri Mulyani turut hadir. Kehadiran para menteri ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah menanggapi ancaman siber yang bisa berdampak luas pada keamanan nasional.
Rapat Berlangsung Tertutup
Rapat berlangsung tertutup dan intens. Meskipun belum ada informasi detail yang dikeluarkan, diharapkan rapat ini menghasilkan langkah-langkah konkret untuk memperkuat pertahanan siber negara dan memastikan insiden serupa tidak terulang. Dengan ancaman ransomware yang terus berkembang, pemerintah dituntut untuk cepat, tanggap, dan efektif dalam merespon setiap ancaman siber.
Komentar