Medan – BP: Wali Kota Medan, Bobby Afif Nasution, kembali menjadi sorotan publik setelah proyek parkir berlangganan yang digagasnya dikabarkan mengalami masalah besar. Program ini, yang bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), justru diprediksi akan gagal dan menelan dana ratusan miliar rupiah.
Pengamat anggaran Elfenda Ananda mengungkapkan bahwa ketidakjelasan mekanisme program parkir berlangganan ini menjadi sumber utama masalah. Dishub Medan yang seharusnya fokus pada pengelolaan parkir, kini terpaksa beralih menjadi “tukang jual stiker” demi mencapai target yang ditetapkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2022, Kota Medan memiliki 332.497 mobil dan 232.529 sepeda motor. Jika setiap pemilik kendaraan membeli stiker berlangganan, potensi pendapatan mencapai Rp64,1 miliar. Namun, setelah dipotong untuk gaji 1.700 juru parkir sebesar Rp51 miliar per tahun, dan biaya jasa vendor, sisa pendapatan hanya Rp13,1 miliar. Angka ini jauh dari target PAD sebesar Rp100 miliar yang dijanjikan Wali Kota Bobby Nasution.
Arnold Marpaung dari Lingkar Indonesia mempertegas bahwa program ini memang cacat sejak awal. Ia mempertanyakan kesediaan pemilik kendaraan untuk membeli stiker dan menyoroti ketidakterbukaan Pemko Medan dalam proses penetapan Peraturan Daerah (Perda) No. 26 Tahun 2024 yang menjadi dasar hukum program ini.
Masyarakat Medan kini dibuat bingung dan kecewa dengan kebijakan yang tampak tergesa-gesa dan tidak matang ini. Kadishub Kota Medan, Iswar Lubis, pun masih bungkam dan enggan memberikan komentar terkait situasi yang semakin memanas.
Komentar