Jakarta, BP – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan tingginya suku bunga menjadi fokus utama bagi pemerintah dan perbankan nasional. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) menyatakan kewaspadaannya dalam menghadapi kondisi ini.
“Dalam kondisi sekarang ini BNI pasti dalam mode yang waspada,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar saat rapat di Komisi VI DPR RI Jakarta, Senin (8/7).
Meskipun demikian, Royke menegaskan bahwa bank tidak akan mengurangi langkah-langkah ekspansi, tetapi akan lebih selektif dalam melakukan ekspansi di sektor pinjaman dalam dolar.
“Kami pasti akan melakukan ekspansi yang sangat selektif terutama ekspansi di dolar. Di pinjaman dalam dolar,” ujarnya.
Selain itu, BNI juga telah melakukan stress test untuk mengantisipasi pelemahan nilai tukar mata uang Indonesia dengan langkah-langkah yang hati-hati.
“Di BNI tak pernah memperhitungkan bunga ini sementara, (apakah) ini akan turun dalam waktu dekat, karena ini upaya kehati-hatian kita, kita siap. Walau bunga turun itu sudah binus,” tambahnya.
Royke menambahkan bahwa bank telah melakukan simulasi yang menunjukkan suku bunga cenderung akan tetap stabil hingga akhir tahun.
Dengan kondisi ini, BNI tetap mempertahankan kewaspadaan dan kesiapan dalam menghadapi dinamika pasar ke depan.
Komentar