Jakarta, BP – Pemerintah memberikan tugas kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) untuk bisa mengekspor 1 juta unit per tahun di 2025. Ketua umum Gaikindo Yohannes Nangoi realistis dengan target tersebut utamanya kecil kemungkinan bisa diraih di tahun depan.
“Kami ditargetkan untuk melakukan ekspor 1 juta unit untuk CBU ya ataupun completely built up (utuh lengkap). Yang tadinya dicanangkan tahun 2025 tapi mungkin saya undurkan sampai tahun 2027 karena pengaruh yang namanya Covid kemarin. Tahun lalu kita udah mencapai angka 500.000 tertinggi gitu selama ini ekspor CBU-nya. Jadi kalau saya lihat kita masih punya tahun 2024 ini cukup growing juga 2025, 2026, 2027 mungkin bisa dicapai 1 juta,” kata Nangoi dalam Autobizz CNBC Indonesia, dikutip Jumat (12/7/2024).
Ekspor Kendaraan Bermotor – Ia yakin target tersebut masih bisa tercapai jika prinsipal tetap memproduksi kendaraannya di Indonesia. Ketika produksinya pabrikan mobil ada di Indonesia, kemungkinan ekspornya makin besar. Kuncinya menjaga pasar domestik tetap hidup.
“Bahwa kita ingin membuat Indonesia menjadi hub ataupun namanya basis produksi kendaraan-kendaraan bermotor tersebut. Terutama untuk Asia, kita bisa menjadi basis produksi dan kemudian menjadi basis ekspor untuk negara-negara. Ini akan sangat berkontribusi terhadap ekonomi Indonesia. Jadi mari kita majukan industri otomotif Indonesia agar kita bisa mendapatkan keuntungan dari sisi ekonomi,” ucap Nangoi.
Di sisi lain, Nangoi berharap ada dukungan insentif dari pemerintah.
“Campur tangan pemerintah cukup banyak di sini. Jadi kemarin juga saya mendampingi menteri mengunjungi beberapa negara penghasil mobil seperti China maupun Jepang. Dan di situ terlihat bahwa yang namanya antusiasme ataupun para pengusaha di luar negeri itu di China dan Jepang untuk membangun industrinya di Indonesia. Jadi yang paling utama itu ke sana,” kata Nangoi.
Indonesia Agar prinsipal mau membangun industrinya di Indonesia, maka ada kemudahan yang dijanjikan oleh pemerintah RI untuk melakukan investasi.
“Tujuannya untuk menarik investor dulu,” imbuh dia.
“Kemudian support dari pemerintah untuk melakukan hubungan dagang dengan negara-negara tersebut kan juga membantu Misalnya kayak seperti Australia itu sekarang sudah dibuka tuh perjanjian dagang itu. Jadi kita bisa langsung berdagang dengan Australia tanpa kena pajak, itu juga berpengaruh,” kata Nangoi.
Komentar