JAKARTA – BP: Staf Khusus Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait PT Wijaya Karya (Persero) atau WIKA yang mengalami kerugian besar pada tahun 2023, yang disebabkan oleh proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. Pernyataan ini menanggapi pernyataan sebelumnya dari Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, yang menyoroti dampak negatif proyek tersebut terhadap keuangan perusahaan.
Stafsus Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung bukanlah penyebab langsung dari kerugian WIKA. “Bukan menyumbangkan kerugian, di mana-mana orang kan, ada investasi dulu, misalnya mau bikin rumah, rugi atau nggak? Kalau tahun pertama? Sama dong, kan untuk bisnis, kalau bikin rugi, kalau misalnya perusahaannya Kereta Cepat nggak jalan,” ujar Thohir.
Menurut Thohir, saat ini operasional Kereta Cepat sedang ditingkatkan secara bertahap, terutama dalam hal pelayanan kepada pengguna. “Sekarang masih 40 ribu penumpang, bertahap kan. Target awal kan 30 ribu, sekarang sudah 21 ribu. Jalannya sudah bagus,” tambahnya.
Lebih lanjut, Erick Thohir juga menyoroti dukungan pemerintah daerah dalam bentuk anggaran, sarana prasarana, dan fasilitas pendukung lainnya untuk menopang kelancaran proyek tersebut. “Tanpa dukungan yang memadai, proyek seperti Kereta Cepat ini sulit untuk berkembang dengan optimal,” tandasnya.
Sebelumnya, Agung Budi Waskito dalam rapat dengan Komisi VI DPR telah mengungkapkan bahwa PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang terlibat dalam proyek Kereta Cepat, menjadi salah satu faktor utama dari kerugian signifikan yang dialami WIKA pada tahun 2023. Proyek ini melibatkan sejumlah besar investasi dan komitmen finansial dari beberapa BUMN di Indonesia.
Dengan demikian, pernyataan dari Stafsus Menteri BUMN Erick Thohir memberikan sudut pandang baru terhadap isu kompleks terkait dengan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang terus menjadi sorotan dalam dunia bisnis dan industri infrastruktur nasional.
Sumber detikFinance.
Komentar