Medan-BP: Putri Presiden ke-4 RI Abdurrachman Wahid, Yenny Wahid, mengkritik keras langkah lima kader Nahdlatul Ulama (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Yenny menyebut tindakan ini bukan hanya naif, tetapi bodoh.
“Tindakan ini tidak bisa dianggap remeh. Diplomasi tidak bisa dibangun hanya dengan satu pertemuan singkat. Pesan dan tujuan harus jelas,” ujar Yenny pada Kamis (18/7).
Yenny menilai, Israel sering menggunakan taktik ini untuk mendapatkan legitimasi dari tokoh-tokoh Islam, termasuk yang berasal dari Indonesia. Menurutnya, Israel berharap langkah ini dapat memperkuat citra mereka di mata dunia.
“Mereka berharap tokoh-tokoh Islam ini bisa memberikan citra positif bahwa Israel bersikap ramah terhadap umat Islam. Padahal, kita tahu apa yang sebenarnya terjadi di Palestina,” tegasnya.
Yenny mengingatkan bahwa tindakan individu tidak boleh dianggap mewakili organisasi sebesar NU. “Jika dibiarkan, akan banyak orang yang seenaknya mengatasnamakan NU untuk kepentingan pribadi,” katanya.
Sebelumnya, foto lima Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Israel telah memicu kontroversi. PBNU mengecam keras pertemuan ini, terutama saat genosida di Palestina masih berlangsung. Kelima kader tersebut adalah Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, Syukron Makmun, dan Izza Annafisah Dania, yang semuanya kini menghadapi sanksi dari NU.
Zainul Maarif telah meminta maaf kepada NU dan masyarakat Indonesia. “Kunjungan ini adalah inisiatif pribadi saya, tidak ada kaitannya dengan NU,” jelas Zainul pada Kamis (18/7).
Komentar