Peristiwa
Beranda » Berita » Tahanan Meninggal Dunia di Palembang, Kasus Kelebihan Kapasitas dan Dugaan Pembunuhan

Tahanan Meninggal Dunia di Palembang, Kasus Kelebihan Kapasitas dan Dugaan Pembunuhan

Tahanan Meninggal Dunia di Palembang, Kasus Kelebihan Kapasitas dan Dugaan Pembunuhan
Tahanan Meninggal Dunia di Palembang, Kasus Kelebihan Kapasitas dan Dugaan Pembunuhan

HarianBatakpos.com – Dalam sebulan terakhir, kasus kematian di lingkungan tahanan Palembang menjadi sorotan. Sebanyak tiga orang tahanan meninggal dunia, dua di antaranya dikarenakan sakit, sementara satu lainnya menjadi korban pembunuhan oleh teman sekamar. Kematian tahanan di Rutan Pakjo Kelas 1 A Palembang ini menambah daftar panjang kasus serupa yang terjadi akibat kelebihan kapasitas dan minimnya pengawasan.

Kelebihan kapasitas di Lapas dan Rutan Sumatera Selatan menjadi faktor utama yang diduga berperan dalam buruknya kondisi kesehatan para tahanan. Sumaryanto alias Bondol, salah satu warga binaan Lapas Merah Mata, ditemukan tewas di kamar mandi huniannya pada Kamis (18/7/2024) sekitar pukul 06.00 WIB. Awalnya diduga bunuh diri, namun setelah penyelidikan lebih lanjut, polisi mengungkap bahwa Bondol dibunuh oleh sesama rekan napi yang sekamar dengannya. Kasus Bondol ini menambah daftar kasus kekerasan di dalam tahanan yang sudah terjadi sebelumnya.

Tidak hanya kasus Bondol, pada 2 Agustus 2024, Yogi Irawan (26), seorang napi kasus narkotika di Rutan Pakjo Kelas 1 A Palembang, juga ditemukan tewas. Yogi meninggal dunia karena sakit, dan hasil pemeriksaan tim dokter di RS Bhayangkara Palembang menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuhnya. Namun, tewasnya Yogi tetap menjadi sorotan, mengingat kondisi kesehatan yang buruk di dalam rutan.

Jasad Siswi Ditemukan Tanpa Busana di Kebun Sawit Mandailing Natal, Pelaku Sudah Ditangkap

Kasus ketiga terjadi pada Kamis (8/8/2024) sekitar pukul 00.36 WIB, di mana Irohim (22), seorang tahanan yang baru dua minggu dititipkan di Kejaksaan Negeri Palembang, ditemukan tewas. Kematian Irohim menimbulkan kejanggalan, dan keluarganya meminta jasadnya diautopsi untuk memastikan penyebab kematiannya. Tewasnya Irohim semakin memperkuat dugaan adanya permasalahan serius dalam sistem pengelolaan tahanan di Sumatera Selatan.

Kadivpas Kemenkumham Sumsel, Mulyadi, mengakui bahwa seluruh rutan di Sumsel mengalami kelebihan kapasitas. Namun, ia menegaskan bahwa kematian tahanan Rutan Pakjo disebabkan oleh sakit. “Di dalam rutan, kami memiliki petugas medis, termasuk dua dokter dan beberapa perawat. Jika ada warga binaan yang sakit, mereka akan segera ditangani,” ujarnya.

Mulyadi juga menambahkan bahwa jika ada warga binaan yang tewas diduga karena dibunuh, pihaknya akan melakukan interogasi terhadap petugas terkait. Namun, untuk kematian Irohim, ia menegaskan bahwa itu disebabkan oleh sakit, dan ini diperkuat oleh keterangan dokter di rutan. “Walaupun keluarga tidak terima dan meminta autopsi, itu adalah kewenangan mereka untuk memastikan penyebab kematian,” pungkasnya.

Kematian tahanan di Palembang ini memunculkan pertanyaan tentang keselamatan dan kesehatan para tahanan di tengah kondisi kelebihan kapasitas yang sudah lama menjadi masalah.

Gunung Marapi Erupsi Lagi, Warga Diminta Waspadai Lahar Dingin

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *