SUMBAGSEL, HarianBatakpos.com – Kebakaran hutan dan lahan kembali terjadi di tiga wilayah di Sumatera Selatan pada Senin (12/8/2024), menambah daftar panjang Karhutla yang melanda Indonesia. Kebakaran hutan dan lahan ini terpantau melalui patroli udara yang dilakukan Satgas Karhutla menggunakan helikopter. Saat ini, pemadaman kebakaran hutan dan lahan tersebut sedang diupayakan melalui jalur darat dan udara.
“Kebakaran hutan dan lahan ini hasil pemantauan udara. Saat ini kawan-kawan tengah melakukan pemadaman di Pedamaran OKI (Ogan Komering Ilir), Teluk Kijing Musi Banyuasin, dan Pemulutan Ogan Ilir,” ujar Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Kristianto, Senin (12/8/2024). Karhutla ini menjadi perhatian serius pemerintah, mengingat dampak buruk yang ditimbulkan.
Satgas darat saat ini sedang berusaha keras menuju lokasi-lokasi terjadinya Karhutla untuk melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan. “Kita tembus tempatnya dahulu, karena masih berjuang ke titik yang terbakar. Kita fokus pemadaman dulu baru menghitung luasannya. Tim bergerak di semua titik kerjasama darat dan udara,” katanya, menjelaskan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan.
Upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan ini dilakukan melalui darat dan udara, dengan bantuan water bombing untuk mempercepat pemadaman, sembari tim darat menuju lokasi kebakaran. Karhutla di Pedamaran OKI dan Teluk Kijing Muba terjadi di lahan gambut, sementara di Pemulutan Ogan Ilir terjadi di lahan mineral.
“Untuk statusnya masih dilakukan analisa peta,” tambahnya, terkait pemetaan lahan yang terdampak kebakaran.
Ferdian juga menambahkan bahwa luasan lahan yang terbakar sepanjang Juli 2024 baru akan disampaikan pada Selasa (13/8). Sementara untuk periode Januari hingga Juni 2024, luas lahan yang terbakar mencapai 313,5 hektare, dengan lahan mineral terbakar seluas 202,9 hektare dan lahan gambut 110,6 hektare.
Wilayah terbanyak yang mengalami kebakaran hutan dan lahan terjadi di OKI dengan total 113,9 hektare, di mana 106,4 hektare adalah lahan gambut dan 7,5 hektare lahan mineral. PALI mencatatkan 63,5 hektare lahan terbakar dengan 4,3 hektare lahan gambut dan 59,2 hektare lahan mineral. Kemudian, Muba mengalami kebakaran seluas 53,6 hektare yang terjadi di lahan mineral.
Kebakaran hutan dan lahan ini harus segera diatasi untuk mencegah dampak lingkungan yang lebih luas. Pemerintah terus berupaya menanggulangi kebakaran hutan dan lahan dengan berbagai cara, termasuk patroli rutin dan pemadaman aktif.
Komentar