Jakarta, HarianBatakpos.com – Neraca perdagangan Indonesia kembali berada di zona surplus pada periode Juli 2024. Dengan demikian, Indonesia sudah membukukan surplus selama 51 bulan beruntun sejak Mei 2020. Surplus neraca perdagangan Indonesia kali ini mencapai US$ 470 juta, meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya di tengah harga komoditas yang meningkat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa surplus terjadi akibat ekspor yang lebih tinggi, mencapai US$ 22,21 miliar, sedangkan impor tercatat US$ 21,74 miliar. Secara tahunan, kenaikan impor pada Juli 2024 mengalami peningkatan 11,07% (year on year/yoy), sementara ekspor hanya tumbuh 6,46% (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja perdagangan Indonesia mengalami tantangan meskipun masih mencatat surplus.
Surplus ini jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 13 lembaga, yang memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juli 2024 akan mencapai US$ 2,5 miliar. Dengan kondisi ini, perlu ada strategi yang lebih baik untuk meningkatkan kinerja ekspor Indonesia dan mengendalikan angka impor agar surplus yang dicapai lebih optimal di masa depan.
Dengan catatan ini, masyarakat dan pelaku bisnis diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis guna meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Komentar