Ekbis
Beranda » Berita » Pasar Kripto Mengalami Pelemahan di Tengah Permintaan Lemah dan Masalah Ekonomi – Update Terbaru 21 Agustus 2024

Pasar Kripto Mengalami Pelemahan di Tengah Permintaan Lemah dan Masalah Ekonomi – Update Terbaru 21 Agustus 2024

Pasar Kripto Mengalami Pelemahan di Tengah Permintaan Lemah dan Masalah Ekonomi - Update Terbaru 21 Agustus 2024
Pasar Kripto Mengalami Pelemahan di Tengah Permintaan Lemah dan Masalah Ekonomi - Update Terbaru 21 Agustus 2024

Jakarta, HarianBatakpos.com – Pasar kripto mengalami pelemahan signifikan pada hari ini, Rabu (21/8/2024), di tengah permintaan yang cukup lemah, kelebihan pasokan, dan berbagai masalah makroekonomi lainnya.

Menurut data CoinMarketCap pada Rabu (21/8/2024) pukul 06:54 WIB, pasar kripto menunjukkan tren melemah dengan pergerakan mix. Bitcoin, salah satu aset digital utama, turun sebesar 0,79% menjadi US$59.070,22 dan mengalami penurunan mingguan sebesar 2,79%. Ethereum juga mengalami penurunan, dengan pelemahan sebesar 2,41% dalam 24 jam terakhir dan penurunan mingguan sebesar 4,71%.

Di sisi lain, BNB mengalami apresiasi harian sebesar 2,17% dan kenaikan mingguan sebesar 9,56%. Sementara itu, Dogecoin naik sebesar 1,77% dalam 24 jam terakhir namun terpuruk 2,99% dalam tujuh hari terakhir.

Cara Cek BPNT Juni 2025 di Situs Resmi Kemensos

Indeks CoinDesk Market Index (CMI), yang mengukur kinerja kapitalisasi pasar aset digital, turun 0,46% menjadi 2.211,1. Open interest mengalami kenaikan sebesar 0,19% menjadi US$53,71 miliar. Fear & Greed Index yang dilansir dari CoinMarketCap menunjukkan angka 46, mengindikasikan bahwa pasar kripto saat ini berada di fase netral dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil.

Menurut laporan Cointurk News, pasar kripto masih menghadapi kesulitan untuk bersinar dalam waktu dekat. Beberapa faktor yang menyebabkan kelemahan pasar ini termasuk kelebihan pasokan, masalah makroekonomi, dan berbagai faktor lainnya. Meskipun harga emas global dan pasar saham mencapai level tertinggi, harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan. Laporan terbaru dari firma analisis data CryptoQuant menyebutkan bahwa kurangnya permintaan BTC menjadi salah satu penyebab utama kelemahan ini.

Ki Young, CEO CryptoQuant, sering membahas sentimen bullish jangka panjang dan volatilitas jangka pendek. Namun, kelemahan berkepanjangan ini sebagian besar disebabkan oleh rendahnya permintaan BTC. Permintaan yang terlihat dari selisih antara subsidi blok Bitcoin harian dan jumlah Bitcoin yang tidak berubah selama lebih dari satu tahun menunjukkan penurunan permintaan yang signifikan, dari US$70.000 pada April hingga penurunan besar pada Agustus.

Permintaan dari saluran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) di Amerika Serikat juga menunjukkan penurunan, dengan permintaan BTC dari ETF turun drastis dari 12.000 BTC menjadi 1.300 BTC antara 11 dan 17 Agustus. Meskipun penurunan minat di musim panas adalah hal yang normal, banyak peristiwa negatif setelah persetujuan ETF telah memperburuk situasi ini.

Daya Beli Masyarakat Menurun, UMKM Butuh Dukungan APBN dan Digitalisasi

Namun demikian, para ahli memperkirakan bahwa akan ada pergerakan besar pada kuartal terakhir tahun ini, terutama setelah bank sentral AS (The Fed) melakukan pemangkasan suku bunga secara signifikan.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan