Jakarta, HarianBatakpos.com – Polemik terkait Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (UU Pilkada) telah terbukti memicu aksi unjuk rasa di kalangan masyarakat. Massa melancarkan protes di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), menunjukkan ketidakpuasan terhadap ketidakpastian politik yang berkembang. Ketidakstabilan politik ini langsung berdampak pada pasar saham, khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), yang mengalami penurunan signifikan.
Pada penutupan sesi perdagangan Kamis (22/8/2024), meskipun masih bertahan di level psikologis 7.500, IHSG tercatat turun 0,57% ke 7.511,27. Analis dari berbagai perusahaan sekuritas yang dihubungi oleh CNBC Indonesia menyatakan bahwa koreksi ini dinilai wajar, mengingat IHSG sebelumnya telah mencapai level tertinggi sepanjang masa. Namun, investor harus tetap waspada jika ketidakpastian politik di dalam negeri terus berlanjut tanpa solusi yang jelas.
Pengaruh Instabilitas Politik terhadap Pasar Saham
Instabilitas politik dapat menjadi salah satu faktor signifikan yang memengaruhi pergerakan IHSG. Ketidakpastian politik sering kali membuat investor merasa khawatir, dan tidak jarang mereka menarik modalnya dari pasar saham. Sejarah mencatat, Pilpres 2019 menjadi contoh di mana ketidakstabilan politik berdampak langsung pada IHSG. Pada April 2019, setelah hasil quick count menunjukkan persaingan ketat antara kedua kandidat, IHSG turun sekitar 3,2% dalam satu minggu.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia, pada 17 April 2019, yang merupakan hari pemilu, IHSG ditutup di level 6.481,77. Namun, dalam waktu seminggu setelah pemilu, IHSG terus mengalami tekanan hingga ditutup di level 6.372,79 pada 24 April 2019, mencerminkan penurunan sebesar 1,68%. Penurunan ini diiringi dengan berkurangnya total nilai transaksi harian, menunjukkan sikap wait and see dari para investor yang khawatir akan dampak jangka panjang dari ketidakstabilan politik.
Strategi Melindungi Portofolio Investasi dari Risiko Politik
Investor yang ingin melindungi portofolio mereka dari dampak negatif instabilitas politik disarankan untuk mendiversifikasi investasi mereka. Diversifikasi bisa dilakukan dengan menyebarkan investasi di berbagai sektor atau pasar internasional yang memiliki risiko politik lebih rendah. Langkah ini bisa membantu mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh ketidakpastian politik domestik.
Selain itu, berinvestasi dalam aset yang dianggap sebagai “safe havens” seperti emas atau obligasi pemerintah juga bisa menjadi strategi yang bijak. Emas, misalnya, sering kali dianggap sebagai pelindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan politik, sementara obligasi pemerintah biasanya menawarkan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan saham dalam situasi ketidakstabilan politik.
Dalam situasi politik yang tidak menentu, strategi investasi yang hati-hati dan terdiversifikasi dapat membantu investor menjaga stabilitas portofolio mereka, serta menghindari kerugian yang dapat timbul akibat fluktuasi pasar yang dipengaruhi oleh faktor politik.
Kesimpulan
Instabilitas politik memiliki dampak langsung dan signifikan terhadap IHSG dan pasar saham secara keseluruhan. Oleh karena itu, investor perlu mengambil langkah-langkah pencegahan dengan menerapkan strategi diversifikasi dan berinvestasi pada aset yang lebih aman. Dengan demikian, investor dapat melindungi portofolio mereka dari risiko yang ditimbulkan oleh ketidakpastian politik.
Komentar