Ekbis
Beranda » Berita » Menkeu Sri Mulyani: Ketidakpastian Ekonomi Mempengaruhi Target Kurs Rupiah di RAPBN 2025

Menkeu Sri Mulyani: Ketidakpastian Ekonomi Mempengaruhi Target Kurs Rupiah di RAPBN 2025

Menkeu Sri Mulyani: Ketidakpastian Ekonomi Mempengaruhi Target Kurs Rupiah di RAPBN 2025
Menkeu Sri Mulyani: Ketidakpastian Ekonomi Mempengaruhi Target Kurs Rupiah di RAPBN 2025

Jakarta, Harian Batakpos.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi yang tinggi menjadi pertimbangan utama pemerintah dalam menetapkan target-target dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, termasuk nilai tukar rupiah. Menkeu Sri Mulyani menyampaikan hal ini menanggapi kritik dari anggota DPR mengenai target nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2025.

Dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-4 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 yang berlangsung di Jakarta pada Selasa, Sri Mulyani mengungkapkan, “Risiko ketidakpastian yang sangat tinggi ini perlu kita waspadai dan cermati.”

Target nilai tukar rupiah dalam RAPBN 2025 ditetapkan pada angka Rp16.100 terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang lebih tinggi dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Kebijakan Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF), yaitu pada rentang Rp15.300-Rp15.900. Anggota DPR menilai target tersebut tidak sejalan dengan upaya pemerintah untuk memperkuat nilai tukar rupiah dan pelonggaran kebijakan moneter pada 2025.

Pasar Energi Stabil, Wall Street Naik Meski Ketegangan Iran-AS Meningkat

Menanggapi kritik tersebut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa rupiah sebenarnya telah mengalami penguatan dalam dua minggu terakhir setelah mengalami tekanan berat selama tiga bulan sebelumnya. Menurutnya, ada faktor global yang mempengaruhi nilai tukar mata uang, terutama dari negara maju.

“Salah satu faktor utama adalah kondisi defisit anggaran pemerintah AS yang sangat besar, yang mendorong penerbitan surat berharga besar. Ini berpotensi mempengaruhi imbal hasil (yield) US Treasury dan berdampak pada surat berharga negara berkembang, termasuk Indonesia,” kata Sri Mulyani.

Suku bunga AS atau Fed Fund Rate (FFR) diperkirakan akan dipangkas tiga kali tahun ini dengan total penurunan sebesar 100 basis poin (bps), melebihi proyeksi sebelumnya sebesar 75 bps. Sri Mulyani optimistis bahwa surat berharga Indonesia akan memiliki daya tarik yang lebih baik dibandingkan dengan negara berkembang lainnya.

Target suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun dalam RAPBN 2025 ditetapkan sebesar 7,1 persen. Menkeu Sri Mulyani menyatakan bahwa surat berharga Indonesia memiliki daya tarik yang signifikan di antara pasar negara berkembang karena fondasi fiskal yang terjaga dengan baik.

Ekonomi Desa Diperkuat, Prabowo Tunjuk Zulkifli Hasan Pimpin Satgas Koperasi

Penguatan rupiah belakangan ini juga didorong oleh kinerja perekonomian domestik, termasuk proyeksi neraca pembayaran. “Oleh karena itu, ekspor dan defisit transaksi berjalan menjadi sangat penting dan bergantung pada produktivitas serta tingkat kompetisi perekonomian kita,” tambahnya.

Sri Mulyani juga menekankan bahwa landasan ekonomi makro Indonesia memberikan kredibilitas yang baik, terutama dari sisi fiskal, yang pada gilirannya memungkinkan Indonesia menarik arus modal kembali dalam situasi ketidakpastian.

“Kita perlu mengapresiasi diskusi tentang nilai tukar dan yield SBN, terutama dalam situasi yang sangat dinamis baik dari sisi global maupun domestik,” tutup Sri Mulyani.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *