Jakarta, HarianBatakpos.com – Emiten konstruksi BUMN PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kembali mencatat lonjakan pada perdagangan sesi I Senin (2/9/2024), di tengah sedikit membaiknya kinerja keuangan perseroan pada semester pertama 2024.
Pada pukul 11:41 WIB, saham WIKA melesat 20,51% ke posisi Rp 470/saham. Sepanjang sesi I hari ini, WIKA bergerak di rentang harga Rp 316 – Rp 478 per saham.
Selama sepekan terakhir, saham WIKA sudah melonjak hingga 32,77%. Dalam sebulan terakhir, WIKA terbang 138,58%, dan sepanjang tahun ini meningkat 129,51%.
Saham WIKA pada sesi I hari ini telah ditransaksikan sebanyak 36.468 kali dengan volume sebesar 580,895 juta lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 259,93 miliar. Kapitalisasi pasar WIKA saat ini mencapai Rp 18,74 triliun.
Hingga pukul 11:41 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 456/saham menjadi posisi dengan antrean beli terbanyak di sesi I hari ini yakni mencapai 25.273 lot atau sekitar Rp 1,1 miliar. Sedangkan di order offer atau jual, pada harga Rp 486/saham menjadi posisi dengan antrean jual terbanyak yakni mencapai 216.522 lot atau sekitar Rp 10,5 miliar.
Saham WIKA yang kembali terbang pada sesi I hari ini terjadi di tengah kabar bahwa investor telah memborong saham WIKA pada akhir pekan lalu dan mungkin berlanjut hari ini. Pada Jumat pekan lalu, sebanyak 558,31 juta saham ditransaksikan dengan frekuensi 15.842 kali dan nilai transaksi Rp 206,67 miliar. Investor asing juga memborong saham WIKA dengan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 61,2 miliar pada perdagangan akhir pekan lalu sekaligus akhir Agustus.
Saham WIKA diborong investor pada akhir pekan lalu karena resmi masuk ke dalam indeks MSCI Small Cap yang efektif mulai hari ini. Dari kinerja keuangannya di semester I-2024, WIKA berhasil membalikkan kerugiannya menjadi untung. WIKA mencatat laba bersih sepanjang semester I tahun 2024 sebesar Rp 401,9 miliar, melonjak 121% dari periode yang sama tahun lalu dari rugi Rp 1,88 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi, pendapatan WIKA hingga Juni 2024 sebesar Rp 7,53 triliun, turun 18,59% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 9,25 triliun. Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok pendapatan juga turun menjadi Rp 6,88 triliun dari sebelumnya Rp 8,47 triliun. Laba kotor menjadi Rp 645,52 miliar, turun dari sebelumnya Rp 779,03 miliar.
Beban penjualan WIKA meningkat menjadi Rp 5,3 miliar dari sebelumnya Rp 2,69 miliar. Beban umum dan administrasi naik menjadi Rp 479,52 miliar dari Rp 449,85 miliar.
Capaian laba didukung oleh penghasilan lain-lain sepanjang semester I sebesar 1.410% menjadi Rp 4,38 triliun dari sebelumnya Rp 296,76 miliar. Beban lain-lain turun menjadi Rp 1,14 triliun dari Rp 1,21 triliun. Laba usaha meroket 674% menjadi Rp 3,39 triliun dari periode yang sama tahun lalu yang mencatat rugi Rp 595,96 miliar. Beban keuangan naik menjadi Rp 1,85 triliun dari Rp 1,23 triliun. Beban pajak penghasilan final turun menjadi Rp 119,96 miliar dari Rp 184,71 miliar.
Total liabilitas WIKA turun menjadi Rp 51,2 triliun dari Rp 56,4 triliun. Sementara total aset naik menjadi Rp 67,06 triliun dari Rp 65,98 triliun pada akhir tahun lalu.
Komentar