Ekbis
Beranda » Berita » Harga Batu Bara Turun Drastis Akibat Rendahnya Permintaan dari China dan Faktor Ekonomi Lainnya

Harga Batu Bara Turun Drastis Akibat Rendahnya Permintaan dari China dan Faktor Ekonomi Lainnya

Harga Batu Bara Turun Drastis Akibat Rendahnya Permintaan dari China dan Faktor Ekonomi Lainnya
Harga Batu Bara Turun Drastis Akibat Rendahnya Permintaan dari China dan Faktor Ekonomi Lainnya
Jakarta, HarianBatakpos.com – Harga batu bara terpantau mengalami penurunan drastis sepanjang pekan ini, yang dipengaruhi oleh rendahnya permintaan dari China serta beberapa faktor ekonomi lainnya. Pada penutupan perdagangan Jumat (13/9/2024), harga batu bara tercatat berada di level US$134,6 per ton, mengalami kenaikan 0,45% dibandingkan sebelumnya (12/9/2024). Namun, secara mingguan, harga batu bara telah merosot 4,54% atau sebesar US$6,4 per ton.

Penyebab utama penurunan harga batu bara adalah data ekonomi China yang loyo. Kondisi manufaktur yang mengalami kontraksi menyebabkan permintaan pabrik menurun. Berdasarkan data PMI Manufaktur oleh NBS, sektor manufaktur di China telah menunjukkan kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Selain itu, inflasi konsumen yang hanya mencapai 0,6% secara tahunan (year on year/yoy) pada Agustus, melambat dari proyeksi yang mengharapkan pertumbuhan sebesar 0,7% yoy, menunjukkan daya beli yang masih lemah.

China, sebagai negara pengimpor batu bara terbesar di dunia, mengalami dampak signifikan dari kondisi ekonomi yang lemah ini, yang membuat prospek permintaan batu bara semakin suram. Selain itu, ada potensi produksi berlebih di China yang bisa semakin menekan harga batu bara.

Studi yang dilakukan oleh Global Energy Monitor (GEM) mengungkapkan bahwa China akan memiliki lebih dari 1 miliar ton produksi batu bara dalam rencana perluasan tambangnya, yang diperkirakan akan menyebabkan lonjakan produksi selama tiga hingga lima tahun ke depan. Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa 35% dari tambahan kapasitas tahunan sebesar 1,28 miliar metrik ton sudah dalam tahap konstruksi, dengan produksi diperkirakan akan meningkat secara signifikan mulai 2027.

Bansos Kemensos Resmi Dicairkan, Ini Besaran dan Cara Cek Penerima

Di sisi lain, India, sebagai salah satu importir batu bara besar setelah China, juga mencatatkan peningkatan produksi batu bara. Dari April hingga Agustus, produksi batu bara India mencapai 384,07 juta ton, tumbuh 6,4% dibandingkan dengan 361,1 juta ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan produksi ini turut menambah tekanan pada harga batu bara global.

Tekanan pada harga batu bara tidak hanya berasal dari Asia, tetapi juga dari Eropa. Menurut The Coal Hub, pertumbuhan pembangkitan energi terbarukan di Eropa turut menekan harga batu bara. Di Jerman, pangsa energi terbarukan dalam campuran energi meningkat menjadi 70% dibandingkan dengan 61% pada minggu sebelumnya. Pangsa batu bara keras (hard) turun menjadi kurang dari 6%, dari 8% seminggu yang lalu. Per 11 September, stok batu bara di terminal ARA turun menjadi 4,15 juta ton, mengalami penurunan sebesar 0,60 juta ton minggu ke minggu.

 

Harga Naik di Tengah Stok Melimpah, Mentan Ungkap Praktik Mafia Beras

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *