Jakarta, HarianBatakpos.com – Panasnya cuaca akibat Mega El Nino berdampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan. Efek dari Mega El Nino seringkali dikaitkan dengan peningkatan suhu dan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, serta ancaman lingkungan yang mengingatkan pada peristiwa Great Dying.
Mega El Nino menciptakan lingkungan yang ideal untuk perkembangbiakan nyamuk, yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit seperti malaria, demam berdarah, dan virus Zika. Seperti halnya dilansir oleh pcpafisingkawang.org Nyamuk berkembang biak di lingkungan yang lebih hangat dan basah, terutama selama peristiwa El Nino. Selain permasalahan kesehatan, Mega El Nino dianggap sebagai bahaya baru yang dampaknya bisa setara dengan Great Dying, periode kelam ketika makhluk bumi punah massal.
Melansir CNN Indonesia (15/9), peristiwa buruk yang hanya menyisakan segelintir spesies itu berpotensi terulang di masa sekarang. Para ahli mewanti-wanti bahaya ini sebagai dampak dari El Nino modern, yang bisa memicu perubahan lingkungan secara drastis.
Sebuah tim internasional yang dipimpin oleh Ahli Geologi Universitas Geosains Tiongkok, Yadong Sun, membuat simulasi dari bencana 250 juta tahun lalu. Letusan gunung api raksasa di wilayah yang saat ini disebut Siberia melenyapkan hampir seluruh spesies di darat dan laut. Para ahli mencoba melihat bagaimana pasang surut air laut dan kondisi atmosfer sekarang. Hasilnya, ditemukan pergeseran zona suhu permukaan laut yang tercermin dalam sirkulasi Walker.
Suhu permukaan di Samudra Pasifik mengirim udara hangat dan lembap ke arah timur menuju Amerika Selatan. Sebaliknya, hawa kering mengarah ke barat, menyebabkan Australia dan Indonesia mengalami kekeringan. “Peristiwa El Nino ini bermasalah, meski hanya berlangsung selama satu atau dua tahun,” tulis laporan Science Alert, dikutip https://pcpafisingkawang.org/ Sabtu (14/9).
“Perubahan yang sebanding dengan akhir Permian (periode geologi saat terjadi Great Dying) dapat menyebabkan Mega El Nino yang tidak hanya berlangsung lebih lama tetapi juga jauh lebih intens,” wanti-wanti para ahli.
Terlebih, saat ini terjadi perubahan cuaca yang tidak menentu, dengan banjir dan kekeringan kerap melanda sejumlah negara. Jika peristiwa kepunahan massal pada masa lalu menjadi salah satu acuan, ini mengingatkan bahwa semua spesies di bumi punya batasan. “Temuan para ahli tersebut menempatkan krisis iklim modern ke dalam sudut pandang baru, di mana peristiwa El Nino modern menjadi lebih kuat dan lebih sering, yang berpotensi memengaruhi berbagai ekosistem di seluruh dunia,” tutup laporan tersebut.
Komentar