Ekbis
Beranda » Berita » Harga Minyak Stabil Menjelang Keputusan Federal Reserve dan Potensi Konflik di Timur Tengah

Harga Minyak Stabil Menjelang Keputusan Federal Reserve dan Potensi Konflik di Timur Tengah

Harga Minyak Stabil Menjelang Keputusan Federal Reserve dan Potensi Konflik di Timur Tengah
Harga Minyak Stabil Menjelang Keputusan Federal Reserve dan Potensi Konflik di Timur Tengah

Jakarta, HarianBatakpos.com – Harga minyak mentah global menunjukkan stabilitas pada perdagangan hari ini. Investor masih menunggu keputusan penting dari bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, mengenai pemotongan suku bunga yang mungkin berdampak pada pasar energi. Sementara itu, pelaku pasar juga memantau kemungkinan konflik lebih lanjut di Timur Tengah yang dapat mempengaruhi harga minyak secara signifikan.

Berdasarkan data Refinitiv per Rabu (18/9/2024) pukul 9.19 WIB, harga minyak acuan Brent untuk pengiriman November tetap stabil di U$73,67 per barel. Di sisi lain, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun tipis 0,2% menjadi U$71,08 per barel.

Harga minyak mentah saat ini didorong oleh harapan bahwa permintaan akan meningkat setelah potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, yang akan menjadi langkah pertama dalam empat tahun terakhir. Dukungan tambahan datang dari kekhawatiran akan potensi konflik lebih lanjut di Timur Tengah, terutama setelah serangan Israel terhadap kelompok militan Hezbollah di Lebanon.

Cara Cek BPNT Juni 2025 di Situs Resmi Kemensos

“Pasar telah stabil setelah memperhitungkan dampak dari badai dan ketegangan di Timur Tengah,” ungkap Mitsuru Muraishi, analis di Fujitomi Securities, seperti dikutip Reuters pada Rabu (18/9/2024). Muraishi menambahkan, “Sekarang, fokus investor beralih pada potensi pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, yang dapat merangsang kembali permintaan bahan bakar di AS dan melemahkan dolar. Kami memprediksi harga minyak akan tetap bullish setelah Brent mencapai level terendah sejak 2021 pekan lalu.”

Dalam konteks konflik, Hezbollah telah berjanji akan membalas serangan Israel setelah ledakan di seluruh Lebanon pada hari Selasa, yang mengakibatkan kematian setidaknya delapan orang dan melukai hampir 3.000 lainnya. Israel sendiri belum memberikan komentar resmi terkait insiden ini.

Pasar minyak juga mendapatkan dukungan dari ekspektasi pembelian minyak AS untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR). Pemerintahan Biden dikabarkan akan mencari hingga 6 juta barel minyak untuk SPR, yang jika terlaksana, akan menjadi pembelian terbesar sejak penjualan historis pada 2022.

Data inventaris minyak AS yang dirilis pada hari Selasa oleh American Petroleum Institute (API) menunjukkan hasil yang beragam. Stok minyak mentah naik 1,96 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 September. Namun, stok bensin dan distilat mengalami kenaikan sekitar 2,3 juta barel. Analis memperkirakan persediaan minyak mentah akan turun sekitar 500.000 barel minggu lalu. Laporan resmi dari Badan Informasi Energi AS (EIA) akan dirilis pada hari Rabu.

Daya Beli Masyarakat Menurun, UMKM Butuh Dukungan APBN dan Digitalisasi

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan