Tebing Tinggi, harianbatakpos.com – Kota Tebing Tinggi kembali dilanda banjir besar akibat tingginya curah hujan beberapa hari terakhir. Aliran Sungai Padang meluap, menyebabkan ratusan rumah warga terendam air. Hingga Rabu (9/10/2024), banjir telah menggenangi sejumlah ruas jalan utama, termasuk Jalan Badak, Jalan Anturmangan, Jalan Udang, dan Jalan Sudirman, dengan ketinggian air mencapai dada orang dewasa.
Seorang warga, Ari (38), dari Kelurahan Bandar Utama, menyebutkan bahwa banjir mulai naik sekitar pukul 03.00 WIB. “Air awalnya naik pelan, tapi semakin deras dan merendam rumah-rumah. Namun, bagi kami ini sudah jadi hal biasa karena tinggal di bantaran sungai,” ungkap Ari.
Banjir di Tebing Tinggi ini bukanlah fenomena baru, terutama bagi warga yang tinggal di kawasan rawan banjir. Setiap tahun, ancaman serupa menghantui mereka akibat tingginya curah hujan, baik di kota maupun di hulu Sungai Padang di Kabupaten Simalungun.
Namun, dampak banjir ini tak hanya memengaruhi kehidupan sehari-hari warga, tetapi juga merembet ke sektor pendidikan. Banyak sekolah yang harus menghentikan kegiatan belajar mengajar karena akses jalan yang terputus dan bangunan sekolah yang terendam air. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana siswa dapat mengejar ketertinggalan materi pelajaran.
Bencana alam seperti banjir di Tebing Tinggi ini menyoroti pentingnya upaya mitigasi risiko banjir, terutama di wilayah-wilayah yang kerap terdampak. Selain itu, pemerintah dan lembaga pendidikan perlu merumuskan strategi tanggap darurat yang lebih baik agar proses belajar-mengajar tetap berjalan meski di tengah krisis. Solusi seperti pembelajaran jarak jauh dapat dipertimbangkan sebagai alternatif dalam situasi darurat, sehingga hak pendidikan siswa tetap terjaga.
Dengan adanya fenomena ini, semakin jelas bahwa kolaborasi antara sektor pendidikan dan penanggulangan bencana menjadi krusial dalam memastikan keberlanjutan pendidikan bagi siswa yang terdampak. BP/CW1
Komentar