Medan, Harianbatakpos.com – Pilkada Depok menjadi sorotan setelah pasangan calon wali kota dan wakil wali kota, Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq, tertinggal dalam hasil quick count.
PKS, sebagai partai pengusung, menyambungkan hasil ini dengan sejarah kekhalifahan yang pernah berkuasa. Juru bicara PKS, Ahmad Mabruri, menegaskan bahwa kekuasaan tidak bersifat permanen, dilansir dari detik.com.
Mabruri mengungkapkan, “Dulu kekhalifahan Islam sudah berkuasa 700 tahun juga akhirnya kalah di Andalusia. Jadi memang yang namanya kekuasaan itu dipergilirkan.”
Pernyataan ini mencerminkan pandangan bahwa setiap kontestasi, termasuk pilkada, memiliki siklusnya tersendiri.
Hasil quick count menunjukkan bahwa pasangan Supian Suri-Chandra Rahmansyah unggul dengan 54,25% suara, sedangkan Imam-Ririn hanya meraih 45,75%.
Meskipun ini bukan hasil resmi, data ini memicu diskusi tentang strategi dan evaluasi PKS ke depan.
Mabruri juga mengaitkan hasil ini dengan kekalahan PDIP di Jawa Tengah, menegaskan bahwa kontestasi politik adalah hal yang biasa.
“Apa pun keputusannya, PKS selalu menerima,” katanya, menunjukkan sikap terbuka terhadap hasil yang ada.
Di setiap pilkada, PKS berkomitmen untuk menjalani proses evaluasi dan konsolidasi. Dengan sejarah kemenangan di Depok sejak 2006, hasil kali ini menjadi tantangan baru bagi partai ini untuk melakukan introspeksi dan adaptasi.
Dalam konteks ini, kekhalifahan menjadi simbol dari siklus kekuasaan yang tak terhindarkan, di mana pemenang dan pecundang berganti secara alami.
Komentar