Medan, Harianbatakpos.com – Universitas Indonesia (UI) telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam pengembangan riset, meskipun menghadapi tantangan pendanaan yang terbatas.
Direktur Inovasi dan Science Techno Park Universitas Indonesia, Ahmad Gamal, mengungkapkan bahwa sekitar lima tahun lalu, UI mengalokasikan pendanaan mencapai 45 persen atau sekitar Rp 25 miliar setiap tahunnya untuk riset.
Namun, hal ini masih belum mencukupi, sehingga mereka harus mencari sponsor dari berbagai pihak untuk menutupi kekurangan pendanaan sebesar 55 persen atau sekitar Rp 27 miliar.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan industri terhadap riset, saat ini UI mendapatkan berbagai sponsor dari pihak luar, mulai dari pemerintah hingga industri dan startup.
“Tahun ini, UI hanya mengalokasikan dana sebesar 3 persen atau sekitar Rp 3 miliar dari total pendanaan untuk kebutuhan riset,” ungkap Gamal.
Dengan dukungan luar, mereka berhasil mengumpulkan Rp 110 miliar selama satu tahun untuk pengembangan riset, dilansir detik.com.
Dalam konteks ini, penting bagi akademisi untuk berkolaborasi dengan industri. Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Nurtami, menekankan perlunya masuk dalam ekosistem penelitian yang melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Melalui kolaborasi antara peneliti sebagai inovator, dengan pemangku kepentingan yang kuat, kami percaya kita bisa menciptakan pengembangan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia,” ujar Nurtami.
Dengan dukungan yang kuat dan fokus pada kolaborasi, UI berencana untuk melakukan riset yang lebih mendalam dalam bidang teknologi, termasuk supercomputer dan Artificial Intelligence (AI).
Harapannya, pengembangan riset ini dapat memberi kontribusi signifikan terhadap ekonomi global dan meningkatkan manfaat bagi masyarakat.
Komentar