Medan, HarianBatakpos.com – Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno, berhasil meraih kemenangan dalam Pilkada Jakarta 2024 dengan perolehan suara 2.183.239.
Menurut Direktur Charta Politika, Yunarto Wijaya, keberhasilan ini didukung oleh kemampuan Pramono-Rano untuk menyatukan dua kekuatan besar di Jakarta—pendukung Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Analisis Kemenangan Pramono-Rano
Yunarto Wijaya menyatakan bahwa pengaruh Anies dan Ahok dalam politik Jakarta sangat signifikan. Ia mengatakan, “Apapun legacy mereka masih tersisa di benak sebagian masyarakat Jakarta,” yang menunjukkan betapa kuatnya ikatan emosional pemilih terhadap kedua tokoh tersebut, dilansir dari WartaKotalive.com.
Dukungan dari Ahokers dan Anak Abah menjadi kunci bagi Pramono-Rano untuk mengalahkan rival mereka, Ridwan Kamil dan Suswono, yang terjebak dalam politik pecah belah.
Yunarto juga menambahkan bahwa narasi yang dibangun oleh kubu Pramono-Rano lebih inklusif, berusaha merangkul kekuatan yang ada di Jakarta.
Hal ini berbeda dengan pendekatan Ridwan Kamil, yang menurutnya menjadi blunder akibat narasi yang memecah belah pemilih. “Ridwan Kamil terjebak dalam pengkotakan pemilih,” ujarnya.
Dampak Ketokohan dan Pilpres 2024
Profesor Ibnu Hamad, pakar komunikasi politik dari UI, menilai bahwa kekalahan Ridwan Kamil-Suswono tidak hanya dipengaruhi oleh mesin partai, tetapi juga oleh faktor ketokohan.
Ia berpendapat bahwa Pramono-Rano lebih dekat dengan masyarakat Jakarta. Selain itu, imbas dari Pilpres 2024 juga turut mempengaruhi hasil Pilkada, di mana pendukung Anies dan Ahok menunggu keputusan politik mereka.
Kemenangan Pramono-Rano menunjukkan bahwa kemampuan untuk menyatukan kekuatan, baik dari segi dukungan politik maupun basis pemilih, menjadi faktor krusial dalam meraih kemenangan di Pilkada Jakarta 2024.
Komentar