Pontianak, HarianBatakpos.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan bahwa mereka akan segera melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat, Dedy Mandarsyah. Pemeriksaan ini dilakukan terkait temuan aset yang mencurigakan atau tidak dilaporkan oleh Dedy Mandarsyah dalam kapasitasnya sebagai pejabat negara. Dedy Mandarsyah, yang juga merupakan ayah dari Lady Aurelia Pramesti, tengah menjadi sorotan publik setelah viralnya video penganiayaan terhadap seorang dokter koas di Palembang.
KPK Lakukan Pemeriksaan Terkait Aset Mencurigakan Dedy Mandarsyah
Deputi Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan, mengonfirmasi bahwa pemanggilan untuk pemeriksaan terhadap Dedy Mandarsyah segera dilakukan. “Beberapa aset tidak dilaporkan, jadi kita lanjut dengan pemeriksaan,” kata Pahala Nainggolan ketika dikonfirmasi di Jakarta pada Jumat, 27 Desember 2024. Meskipun demikian, Pahala tidak dapat memastikan kapan tepatnya pemeriksaan akan dilaksanakan. “Iya (sudah selesai proses analisa). Nanti (dipanggil),” tambahnya. Pemeriksaan terhadap Dedy Mandarsyah menjadi bagian dari upaya KPK untuk menindaklanjuti dugaan ketidakberesan dalam laporan harta kekayaan pejabat negara.
Viralnya Video Penganiayaan yang Libatkan Dedy Mandarsyah
Nama Dedy Mandarsyah semakin mencuat setelah viralnya video penganiayaan terhadap seorang dokter koas bernama M Lutfi di Palembang. Kejadian tersebut terjadi di sebuah toko kue di Jalan Demang Lebar Daun, Kota Palembang, Sumatera Selatan. Dalam peristiwa itu, Sri Meilina, ibu dari Lady Aurelia Pramesti, diduga bertemu dengan Luthfi untuk membahas ketidakpuasan anaknya terkait jadwal jaga dokter koas. Pertemuan tersebut berujung ricuh setelah munculnya seorang pria berbaju merah yang disebut sebagai sopir Lady Aurelia. Pria tersebut memukul Luthfi hingga berdarah, yang kemudian terekam dalam video dan menyebar luas di media sosial.
Setelah video penganiayaan viral, warganet berusaha mengungkap lebih lanjut tentang latar belakang Lady Aurelia Pramesti, yang diduga memiliki hubungan keluarga dengan Dedy Mandarsyah. Hal ini semakin memperkeruh sorotan terhadap pejabat tersebut. Kasus ini pun menambah daftar panjang perhatian publik terhadap potensi penyalahgunaan wewenang dan pengaruh dalam kehidupan pejabat negara.
Komentar