Medan, HarianBatakpos.com – Cedera saraf tulang belakang (SCI) adalah kerusakan pada saraf yang berada di tulang belakang, yang dapat mengganggu fungsi tubuh, seperti hilangnya kemampuan bergerak atau merasakan sesuatu, dilansir dari Kompas.com.
Menurut informasi dari idikotadompu.org, cedera ini umumnya terjadi akibat trauma atau kondisi medis tertentu dan memerlukan penanganan segera agar tidak memburuk.
Cedera saraf tulang belakang memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup penderita dan memerlukan pendekatan medis yang komprehensif.
Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang
Penyebab utama cedera saraf tulang belakang terbagi dalam dua kategori: traumatik dan non-traumatik. Kecelakaan kendaraan, seperti kecelakaan mobil atau motor, adalah penyebab utama SCI.
Benturan keras dapat menyebabkan fraktur atau dislokasi pada vertebra, mengakibatkan cedera serius pada saraf tulang belakang. Selain itu, jatuh dari ketinggian, terutama pada orang tua, juga berisiko tinggi menyebabkan cedera saraf tulang belakang.
Olahraga yang melibatkan kontak fisik atau risiko tinggi, seperti menyelam di perairan dangkal, juga dapat memicu cedera.
Kondisi medis lainnya, seperti artritis atau osteoporosis, dapat melemahkan struktur tulang belakang, meningkatkan kerentanannya terhadap cedera. Dalam situasi ini, cedera saraf tulang belakang dapat terjadi meskipun tidak ada faktor eksternal seperti kecelakaan.
Pengobatan untuk Cedera Saraf Tulang Belakang
Pengobatan untuk cedera saraf tulang belakang melibatkan kombinasi obat-obatan dan terapi fisik. IDI Kota Dompu merekomendasikan beberapa obat untuk membantu mengurangi rasa sakit dan mempercepat pemulihan.
Obat kortikosteroid, seperti Dexamethasone dan metilprednisolon, dapat digunakan untuk mengurangi pembengkakan dan peradangan pada saraf tulang belakang. Obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen, juga penting dalam mengatasi nyeri akibat cedera ini.
Selain itu, obat relaksan otot, seperti baclofen atau tizanidine, dapat digunakan untuk mengurangi spasme otot yang sering terjadi setelah cedera. Terapi fisik juga berperan penting dalam rehabilitasi untuk memulihkan fungsi motorik penderita.
Komentar