Medan, HarianBatakpos.com – Kurang gizi pada anak menjadi salah satu faktor yang memicu wabah campak global. Meskipun ada kemajuan dalam pengendalian penyakit ini melalui vaksinasi, campak masih menjadi tantangan di banyak negara, termasuk di negara berkembang dan maju.
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa kekurangan gizi dapat memperburuk wabah di daerah yang rentan terhadap pangan. Penelitian yang melibatkan lebih dari 600 anak di Afrika Selatan menemukan bahwa anak-anak yang kekurangan gizi memiliki tingkat antibodi yang jauh lebih rendah terhadap campak, dilansir dari KOMPAS.com.
Anak-anak yang mengalami hambatan pertumbuhan pada usia tiga tahun rata-rata memiliki kadar antibodi campak 24 persen lebih rendah pada usia lima tahun dibandingkan dengan teman sebayanya yang berat badannya normal. Ini menunjukkan betapa pentingnya gizi untuk mendukung efektivitas vaksinasi.
Kekurangan gizi juga memengaruhi durasi perlindungan vaksin. Meskipun anak sudah divaksin, mereka yang kurang gizi memiliki perlindungan lebih rendah terhadap penyakit. Campak adalah infeksi virus yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada bayi dan balita.
Di Kanada, jumlah kasus campak tertinggi dilaporkan pada tahun 2024, yang menunjukkan bahwa penyakit ini kembali menjadi ancaman di wilayah yang pernah berhasil mengendalikannya.
Peneliti utama, Brenda Eskenzazi, menegaskan pentingnya vaksinasi untuk melindungi anak-anak, terutama di tengah perubahan iklim yang dapat mempengaruhi penyebaran penyakit.
Sekitar 22 persen anak di bawah lima tahun di dunia mengalami stunting, dengan angka tertinggi di Asia dan Sub Sahara Afrika. Penting bagi masyarakat untuk memahami hubungan antara kurang gizi dan risiko wabah campak global.
Komentar