Plastik sering digunakan dalam berbagai tahap konsumsi makanan, mulai dari penyimpanan hingga pengolahan. Dalam proses tersebut, bahan kimia dari plastik dapat berpindah ke makanan atau minuman, meningkatkan risiko kesehatan.
Bahaya BPA dan Phthalates
BPA, bahan yang digunakan untuk mengeraskan plastik, banyak ditemukan pada botol minuman, kotak makanan, dan kaleng susu formula. Konsumsi BPA terkait dengan risiko penyakit jantung, kanker, kelainan organ hati, diabetes, gangguan otak, hingga perilaku pada anak.
Phthalates, bahan kimia yang membuat plastik fleksibel, juga ditemukan dalam sampo, sabun, deterjen, hingga kosmetik. Kontaminasi phthalates dapat memicu gangguan endokrin, resistensi insulin, obesitas pada anak, serta memengaruhi kesuburan pria. Pada ibu hamil, bahan ini meningkatkan risiko keguguran, sementara janin yang terpapar dapat berisiko menderita asma dan gangguan paru-paru.
Cara Menghindari BPA dan Phthalates
Mengurangi paparan BPA dan phthalates dapat dilakukan dengan langkah berikut:
- Periksa kode plastik
Gunakan wadah dengan nomor 1, 2, 4, dan 5 yang dianggap lebih aman untuk makanan dan minuman.
- Hindari memanaskan makanan dalam plastik
Pilih wadah kaca saat memanaskan makanan untuk mengurangi risiko transfer bahan kimia.
- Gunakan plastik bebas BPA
Cari produk dengan label “BPA-free” untuk keamanan tambahan.
- Kurangi penggunaan susu formula kaleng
Pilih alternatif yang lebih aman bagi bayi.
- Cermat dalam pemakaian plastik
Hindari plastik yang tergores, rusak, atau tidak bersih.
- Batasi makanan kemasan
Makanan kemasan dan susu kaleng sering mengandung BPA dalam proses pengemasannya.
Dengan memahami risiko dari BPA dan phthalates, kita dapat lebih bijak memilih bahan yang digunakan sehari-hari. Bila masih memiliki pertanyaan tentang bahaya plastik, konsultasikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Komentar